If you get serious, you get stupid. Laughter is the close distance between two person.

Sunday, April 22, 2012

Apakah Anda Seekor Burung BEO?

Suatu kali, seseorang mengunjungi rumah seorang pemimpin umat yang terkemuka di lingkungannya.


Konon, pemimpin umat tersebut memelihara seekor burung beo dan burung beo ini sudah terlatih untuk mengatakan “Selamat datang” atau dia akan mengatakan “Selamat jalan”.

Setiap ada orang yang datang kerumah, burung beo ini akan berkata-kata seperti ini. Itulah keahliannya. Hanya saja, burung beo tersebut tidak pernah tahu sedikitpun arti dari apa yang dia katakan. Ya, dia berkata-kata berdasarkan hafalan.

“Apakah Anda Seekor Burung Beo?”. Sebuah pertanyaan yang terkesan menghina, akan tetapi bukankah sikap seekor burung beo memang sering ditiru oleh banyak orang? Sikap tersebut adalah hanya bisa meniru dan menghafal tanpa mengerti makna dari apa yang dilakukan dan apa yang dikatakannya. Banyak orang percaya yang mendatangi rumah ibadah, melakukan kegiatan kerohanian hanya karena ikut-ikutan saja. Mereka tidak benar-benar tahu bahkan sadar dari apa yang mereka lakukan. Mereka membaca namun tidak memahaminya. Yang lebih berbahaya lagi adalah mereka menjadikan apa yang mereka lakukan dan mereka baca menjadi suatu yang mempunyai kekuatan magis dan keyakinan yang buta. Sebagai contoh, seorang percaya datang ke rumah ibadah untuk menghindarkan diri dari kemiskinan. Seorang percaya membaca kitab suci setiap hari agar tdak diganggu setan. Persoalan disini, bukanlah seberapa banyak kegiatan yang dlakukannya dan ayat yang dibacanya. Persoalannya adalah apakah orang itu benar benar menghayati apa yang dilakukan dan dibacanya. Bukan sekedar membacanya.

Merenungkan berarti membaca, menghayati dan menyimpannya dalam Hati. Bukti dari merenungkan pesan Tuhan Yang Maha Esa (YME) adalah hidup berdasarkan pesan Tuhan YME. Maka, tidaklah mengherankan kalau orang yang hidupnya sesuai Indonesian Emotion Quotient (IEQ) akan menjalankan pesan Tuhan YME, dia akan bertindak hati-hati, tidak gegabah, selanjutnya dengan perilaku bijaksana maka dia akan menjadi orang yang berhasil dan beruntung di dalam perjalanan hidupnya. Perlu diingat, Rutinitas yang tanpa makna hanya menyenangkan manusia, baik diri sendiri maupun orang lain.

Tentu saja, kita semua tidak mau disamakan dengan burung beo, bukan? Oleh sebab itu, lakukan kegiatan spiritual kita dengan sungguh-sungguh, jangan hanya ikut-ikutan saja. Jadikan kegiatan spiritual itu sebagai sarana untuk memuliakan Tuhan YME, bukan untuk mendapat simpati manusia. Bukan juga untuk membuat kita berada di “Zona Nyaman” karena merasa sudah melakukan kewajiban di rumah ibadah. Mari pelajari, pahami dan laksanakan pesan Tuhan YME dengan serius, jangan hanya menghafalnya. Jadikan IEQ untuk melaksanakan pesan Tuhan YME itu sebagai patokan bagi kehidupan kita menuju hidup makmur dan sejahtera serta bermartabat.

Akan menjadi sia-sia jika kita melakukan kegiatan kerohanian tanpa memahami maksudnya. Ada pula yang mengatakan bahwa

Tidak melakukan IEQ dalam sehari adalah Kekeliruan

Tidak melakukan IEQ dalam seminggu adalah Kebodohan

Tidak melakukan IEQ dalam sebulan adalah Kemiskinan

Tidak melakukan IEQ dalam setahun adalah Kekacauan

Tidak melakukan IEQ seumur hidup adalah menciptakan sekaligus meninggalkan WARISAN YANG BERBAHAYA