If you get serious, you get stupid. Laughter is the close distance between two person.

Saturday, June 30, 2012

Kisah Kasih Yang Inspirasi Untuk Para Istri dan Suami Terkasih: Oh My Daddy


Semoga cerita yang tertulis di bawah ini membuat Sahabat mau  belajar bersyukur untuk apa yang telah Sahabat miliki.


***


Dikisahkan tentang pernikahan dan kisah ini dimulai dengan ratapan seorang istri dan

Friday, June 29, 2012

Nationalism Based On Conscience

Nasionalisme –menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah paham yang bertumpu pada nation, tetapi tidak bermaksud mendirikan negara- tidak hanya milik kaum muda, melainkan setiap warga negara haruslah menanamkan rasa ini dalam hati mereka masing-masing. Apa untungnya ada rasa nasionalisme itu? Banyak sekali, dan memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, karena

Thursday, June 28, 2012

Today Without Corruption!


Kaum muda kerap merasa terasing dalam masyarakat sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk dapat berperan aktif dalam membangun bangsa. Hal ini terjadi pada kehidupan nyata bahwa kaum muda yang dianggap belum cukup matang, suka emosional dan belum berpengalaman dalam hal kebangsaan. Selain itu, kaum muda juga dianggap sebagai orang-orang yang lebih pantas untuk mengenyam pendidikan terlebih dahulu, supaya bisa berguna bagi nusa dan bangsa. “Tuntutlah ilmu

Wednesday, June 27, 2012

FROM CHAOS TO CALM: Rise Up to Better Indonesia

Indonesia itu negara yang sangat kaya, mungkin kita sudah sangat sering sekali mendengar kalimat itu. Tapi tidak banyak yang tahu se-kaya apa Indonesia itu? Karena yang masyarakat kita rasakan adalah justru kebalikannya. Banyak pengangguran, kemiskinan, biaya pendidikan mahal, bahkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pun sangat sulit. Maka tidak heran jika masyarakat lebih memilih untuk meminum air celupan “batu ajaib” dari seorang anak 

Perbaiki Jalan Ke Surga!


Seorang pendeta sedang berkhotbah,

"Saudara-saudari, jalan ke Surga itu tidak mulus, berliku-liku, terjal, sempit, dan berbatu-batu tajam."

Setelah pendeta tersebut selesai memimpin ibadah, seorang pemuda datang dan bertanya kepada Pak Pendeta tadi:

"Pak Pendeta, saya heran, mengapa sejak kecil kakak pengasuh saya selalu bercerita tentang jalan ke Surga sama seperti yang Pak Pendeta khotbahkah tadi, yaitu jalannya tidak mulus, berliku-liku, terjal, sempit, dan berbatu-batu tajam? Yang menjadi pertanyaan saya, mengapa persembahan yang kita berikan selama ini tidak dipakai untuk memperbaiki jalan ke Surga?"


***


Hanya untuk humor semata. Selamat menikmati! :D

Tuesday, June 26, 2012

Rip off the road becoming a better and dignified Indonesia

Budaya berarti segala tatanan dan perangkat sosial di dalam masyarakat yang berupa ide, gagasan, dan berbagai bentuk produk cipta, rasa, dan karsa yang produktif untuk keberlangsungan peradaban masyarakat tersebut. Dengan perkataan lain budaya merupakan pengejewantahan dari koeksistensi dan aktualisasi masyarakat tertentu. Dan yang terpenting adalah budaya bersifat produktif sehingga adat kebiasaan yang sering didentifikasi sebagai “budaya” tetapi tidak produktif seperti korupsi, konsumtif, bukanlah budaya.


Berpijak dari definisi di atas kita dapat memandang betapa masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki khasanah kebudayaan yang amat kaya. Setiap suku memiliki sistem sosial budaya dengan nilai-nilai luhur. Kelompok masyarakat tertentu memiliki budaya yang berbeda dengan masyarakat yang lainnya akibat dari perbedaan pengalaman dan penyikapan terhadap realitas material dalam kehidupan. Sistem sosial budaya ini berpengaruh terhadap cara pandang dan bagaimana setiap anggota masyarakat tersebut bermental dan bertingkah polah dalam kehidupan sehari-harinya..

Monday, June 25, 2012

FROM CHAOS TO CALM: Lead Up to better Indonesia


Banyaknya penduduk miskin di negeri ini menimbulkan kesedihan dalam benak bangsa ini. Berdasarkan data dari BPS, jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan di Indonesia hingga Maret 2010, mencapai angka 31,02 juta jiwa, atau 13,33 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa ada 31,02 juta saudara kita yang hidup miskin atau tidak layak. Dalam buku "Kamus Besar Bahasa Indonesia" miskin diartikan sebagai serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah). Bila melihat dari makna miskin di atas mungkin kita akan berpandangan bahwa orang miskin adalah orang yang hidup sederhana dengan rumah sederhana, pakaian yang sedehana serta memakan makanan yang sederhana. Apalagi dengan banyaknya film-film yang menceritakan kemiskinan dengan imajinasi belaka tanpa melihat apa yang sebenarnya terjadi, saya sangat yakin kita akan berpandangan yang demikianlah orang miskin.

FROM CHAOS TO CALM: Let's make Indonesia better!

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” kata Bung Karno Presiden Indonesia.



Apa arti pidato dari Bung Karno tersebut? Ya, pendidikan adalah faktor utama dalam memajukan peradaban suatu bangsa. Ada kisah lain, pasca pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, Jepang hancur berantakan. Tapi ia segera berbenah diri, mengirimkan beberapa orang terbaiknya untuk menggali ilmu di negeri lain lalu kembali ke Jepang untuk melakukan perubahan. Alhasil, kini Jepang menjadi negara maju dengan teknologi yang canggih. Pendidikan, telah membuat Jepang berubah menjadi lebih baik dan bermartabat. Yuk! Sahabat sebarkan Ilmu kepada anak bangsa yang kurang mampu dan belum pintar Lewat Gerakan Indonesia Gemar Mendidik...



Sunday, June 24, 2012

Come on, Make Tomorrow's More High Quality

Sewaktu pulang dari kantor menuju kediamannya, tiba tiba seorang kawan mendapat telepon dari sahabatnya. Dengan terpaksa ia mengarahkan mobilnya kearah rumah sahabatnya. Sesampainya disana, ia berdiskusi dengan sahabatnya hingga larut malam. Di pagi harinya, ia terlambat bangun, ia terburu buru berangkat kerja dengan tanpa sarapan pagi. Baru sampai setengah perjalanan menuju kantornya, mendadak mobilnya mogok, padahal satu jam lagi ia harus memimpin rapat dengan Dewan Komisaris, rapat yang tidak bisa di tunda apalagi dibatalkan.

Sering kali kita diajarkan untuk berjalan kedepan namun kita dipaksa menghadap kebelakang. Begini ceritanya, kita lebih sering mencari Kambing Hitam, mengapa masalah ini muncul bertubi-tubi, mengapa terlambat bangun, mengapa mobil tiba-tiba mogok dan masih banyak sederetan pertanyaan lainnya. Gagal merencanakan, maka kita akan mudah tergesa gesa, memaksakan diri bahkan mengada ngada yang akhirnya  berakhir dengan sis-sia.


Saturday, June 23, 2012

When the process is not stopped...

Ketika melihat anaknya berbohong, seorang Ibu menjadi heran sekaligus resah. Dia pun bertanya kepada sahabatnya, “Mengapa anak saya bisa berbohong? Siapa yang mengajarkan”. Sahabatnya pun menjawab, “Dia melihat dan

Friday, June 22, 2012

IEQ Can Reduce Horizontal Conflict

Saya yakin bahwa “IEQ” yang telah tumbuh di berbagai daerah di Indonesia dapat dimanfaatkan bersama untuk mengurangi bahkan mengeliminasi konflik horisontal yang selama ini telah terjadi karena masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah kehidupan gotong-royong, harmoni dan lebih suka menggunakan pendekatan budaya dan kekeluargaan dalam menyelesaikan berbagai hal yang muncul. 

Mengetengahkan kecerdasan emosi dan budaya yang sudah tumbuh di tengah masyarakat dalam mengatasi berbagai persoalan tersebut, suatu hal yang perlu selalu dilestarikan dan dirawat apalagi ditengah upaya pihak tertentu yang senantiasa merongrong Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Apalagi persoalan itu kadang menjurus ke arah kekerasan bahkan CHAOS dan ANARKIS, maka penggunaan IEQ patut didorong. Belakangan ini, kita melihat konflik di berbagai daerah  yang jika tak dicermati dengan bijak, bisa menimbulkan gangguan ekonomi dan kerusakan kerukunan yang telah tumbuh selama ini. Kadang agama dijadikan salah satu instrumen. Agama dijadikan "baju" sehingga wilayah konflik makin sensitif dan mudah menimbulkan sentimen sosial yang lintas sektoral.

Padahal tiada satu Agama pun di dunia yang bisa membuat semua orang jadi baik. Yang ada cuma orang baik dan mempunyai itikad yang baik sehingga menggunakan Agama apa pun yang sesuai Hati Nurani, untuk tujuan kebaikan, biasanya akan jadi baik. Masalahnya banyak orang disekitar kita adalah manusia purba (manusia pura-pura baik) didalamnya... dan mereka sulit diidentifikasi...

Dalam konteks demikian, biasanya pemuka agama diminta waspada karena esensi orang beragama tak memiliki niatan untuk menghancurkan sesama. Agama dan orang beragama seharusnya menjadi inspirasi dan motivasi untuk hidup Harmoni untuk mendapatkan rahmat dan kasih sayang dari Tuhan, sesuai dengan Hati Nuraninya.

Untuk itu, kita semua berharap bahwa tokoh masyarakat dan pimpinan agama dapat lebih mengedepankan Empati dalam memberi solusi dan menyelesaikan berbagai persoalan sebelum suasana di suatu wilayah semakin memanas. Dengan tumbuhnya “IEQ” diberbagai daerah maka kerukunan umat beragama di berbagai wilayah itu akan mengalami kemajuan pesat.

Ingatlah, jangan sampai potensi dan kemampuan IEQ yang sudah terbangun malah dirusak oleh siapapun yang tidak bertanggungjawab. Sebenarnya, mereka semua butuh Kesejahteraan, Kedamaian dan Kebahagiaan, namun mereka lebih suka dengan cara mencuri dari bangsa Indonesia, ayo Sahabat jangan biarkan mereka mencuri Harapan Impian bangsa Indonesia, ayo Sahabat, kita bangkit bersama...kendali ada ditangan Sahabat...

Nilai luhur bangsa dan Empati adalah kunci utama solusi pemecah setiap permasalahan kemasyarakatan di tanah air.  Patut Sahabat ingat bahwa yang sulit bukan menghadapi  intervensi pihak asing yang ada hidden agenda tapi melawan bangsa sendiri yang telah menghianati bangsanya sendiri dan hal ini telah pula menjadi kontraproduktif bagi Bangsa Indonesia untuk maju dan sejajar dengan bangsa maju lainnya. Waspadalah...!
Mereka yang Hitam pun namun tampaknya begitu Putih cemerlang, tentu saja sangat mengecoh dan menipu kita semua, hal ini jauh lebih berbahaya karena ini pun mudah sekali menular sekaligus menyebar dan meluas dengan begitu cepat dan massal pula, polanya melalui  pengaruh, intervensi kemudian menebar bahaya yang tidak terlihat tapi terasa dan berakibat sangat FATAL. Maybe, ini type kerasukan atau kesurupan manusia, sulit obatnya, by the way setan udah pensiun....8)

Inilah virus yang sangat berbahaya, tidak terdeteksi, sulit terlihat namun telah tertanam didalam sehingga obatnya pun susah ditemukan. Biasanya, begitu korban terlepas dari musuhnya, langsung tertipu “SEKUTUNYA (yang tampilannya Sopan Santun)” Edan tenan ini orang....

Tipuan maupun tindakan kekerasan yang telah mereka lakukan kepada sesama itu, merupakan bagian dari proses pemtumbuhan kecerdasan emosi masyarakat. Saya berterima kasih, karena mereka telah memerankan aksi barbar tersebut dengan baik.

Mereka menutupi Kesadaran orang dengan penuh kabut pikiran gelap dan nafsu sesat, di jalan yang terang secara terang-terangan pula (Ini cara Manusia Purba = Pura-pura Baik bekerja) sehingga yang kita tonton adalah Pertunjukan Sandiwara mereka bukan Realita. Hanya IEQ  sebagai Anti Virus  yang bisa membawa Kesadaran Sahabat semakin manusiawi dari waktu ke waktu karena mampu  membuka pintu Hati dan Pikiran Sahabat yang telah tertutup rapat-rapat bahkan terkunci.. Baik ya.. :)

Thursday, June 21, 2012

Nonesuch of The Tree Roots


Suatu hari  di musim tanam, saya berkenalan dengan seorang petani tua dan ia berkata bahwa,


“Di musim tanam, biasanya sering hujan Nak, hujan di awal musim tentu baik bagi tanaman, namun tidak terlalu baik jika cuaca amat memanjakan tanaman, mungkin akar tanaman akan dangkal. Kalu ini terjadi, badai akan dengan mudah menyapunya. Sebaliknya jika cuaca kurang bersahabat pada awal musim tanam maka akar tanaman akandalam dan kuat, akarpun akan berupaya mendapatkan air dan zat hara dari dalam tanah. Jika ada badai atau angin kencang, maka tanaman lebih bisa bertahan.”

Saat benih baru saja tumbuh di dalam tanah, akar akan begitu gigih bekerja menumbuhkan benih menjadi pohon. Dengan usaha yang besar  dan kuat tersebut, akar akan menembus tanah yang keras dan meliukkan diri untuk menghindar batu-batu yang berlapis-lapis di dalam tanah yang gelap. Si akar bekerja keras dan cerdas karena ia ingin memunculkan tunas yang akan memberitahu kepada dunia bahwa ada sebuah kehidupan dinamis yang baru saja dimulai. Ketika tunas pohon bertumbuh semakin tinggi dan besar, yang disertai oleh daun nan rimbun, si akar semakin rajin bekerja keras dan cerdas lagi agar pohon bisa bertumbuh menghasilkan buah. Saat-saat yang dinantikan tiba, dari ujung-ujung ranting-ranting kecil keluar buah yang akan dinikmati banyak orang. Orang-orang yang pernah berlindung di pohon yang daunnya rimbun dan dipuaskan oleh buahnya yang manis dan lezat akan memuji pohon itu. Apakah ada atau tidak orang yang menuji si akar pohon, tetap saja si akar pohon bekerja keras dan cerdas didalam tanah agar pohon tetap rindang dan rimbun serta menghasilkan buah. Si akar tidak pernah mengeluh walaupun ia tidak pernah diingat atau dipuji. Akar tetap tersembunyi didalam tanah dan tetap terus bekerja mencari air dan unsur hara untuk disuplai kepada pohon yang akan terus menghasilkan daun nan hijau, buahnya yang manis dan lezat. Dalam tempat yang tersembunyi, akar telah menjadi teladan ketulusan dan kerendahan hati kepada batang, dahan, ranting, daun dan buah yang menikmati indahnya kehidupan diluar tanah yang gelap.

***

Ketulusan berarti Sahabat  bersedia melakukan  segala sesuatu tanpa mengharap pamrih dan pujian. Karena ketulusan itu, telah membuat Sahabat mampu menopang orang orang yang ada disekitar Sahabat tanpa mengharap imbalan. Ketulusan membuat Sahabat  tetap produktif sekalipun tidak ada atasan  yang mengontrolnya. Ketulusan telah membentuk Sahabat menjadi manusia yang bertanggung jawab dan tidak suka melimpahkan kesalahan kepada orang lain. Ketulusan membuat orang mencintai Sahabat dengan ketulusan yang sama karena secara normal manusia memakai ukuran yang sama untuk membalas kepada Sahabat. Ketika sesama melihat hidup Sahabat sebagai orang yang tulus, mereka senang bekerja sama dengan Sahabat.

Kerendahan Hati, dalam IEQ mengajarkan sekaligus mengingatkan  bahwa hidup Bahagia  bukan hanya untuk mengikuti keinginan diri sendiri, akan tetapi keinginan Tuhan  yang kita hidupi didalam jiwa kita. Jika Tuhan hidup di dalam kita, barulah kita dapat hidup sesuai teladanNYA yang rendah hati. Karakter Rendah Hati  kita telah membuang sikap arogan dan  membuat kita mau melayani sesama. Dengan demikian maka kita dimampukan memandang semua orang adalah sama penting atau berharga tanpa memandang Status, Jabatan, Jenis Kelamin, Suku dan lain-lain.

Inilah Inti IEQ, Kerendahan Hati yang sejati yang dimiliki Sahabat.

Kerendahan Hati yang tumbuh sejak jaman Nenek Moyang kita itu, telah menumbuhkan kehidupan harmoni dan gotong-royong, seyogyanya ini lebih dapat memperjelas Sahabat bahwa Kerendahan Hati yang berakar pada Budaya Leluhur, juga mau belajar dan berubah (bukan berubah-ubah) serta tanpa sedikitpun mengabaikan pentingnya Budaya lain yang mendukung bangsa semakin maju, namun cerdas pula meninggalkan “Siapapun” yang Cuma biasa memberi janji yang tidak ada di Kartu Garansi dengan Kedok Apapun, walaupun dengan iming-imingnya bisa masuk Surga... Alias janji yang tidak ada di kartu garansi... 8(

Tuesday, June 19, 2012

God's Way Of Appraisal

Ada seorang pemuda mendatangi kediaman Kakek yang dikenal sangat Bijak. Sang Kakek tinggal tinggal di lereng gunung, di rumahnya yang sederhana. Meskipun sang Kakek memiliki banyak tanah dan harta, tetapi ia tetap memilih untuk tinggal di rumahnya yang sederhana. Penampilannya pun ikut sederhana, demikian pakaian yang dikenakan turut sederhana. 


Karena rasa penasaran, anak muda bertanya,

“Kakek, saya tidak habis pikir mengapa kakek memilih untuk berpenampilan seperti ini. Padahal di jaman sekarang, orang orang berpenampilan yang keren.”

Sambil tersenyum lebar, sang Kakek melepaskan cincin yang melingkar di jari manisnya dan menyerahkannya kepada si pemuda,

“Bawalah cincin ini ke pasar dan tanyakan, kira kira bisa laku berapa?” kata sang Kakek.


“Aduh Kakek, bagaimana mungkin ada orang mau membeli cincin seperti ini? Rasanya kalau diberikan pada orang saja, akan ditolak apalagi dijual. Cincin ini kelihatannya tidak berharga” kata si pemuda.


“Cobalah tawarkan dulu, nanti kasih tahu Kakek ya,” jawab sang Kakek sambil minum kopi jagung.

Sambil mengantongi cincin tersebut, si pemuda bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin tersebut di pasar, namun mereka yang di pasar hanya menertawakannya seraya berkata,


“Tak ada yang mau membeli cincin jelek, nak. Dikasih aja, pada nolak” 


Maka pulanglah si pemuda itu untuk menemui sang Kakek.

“Benar kan Kek, tidak ada yang mau membelinya, katanya dikasih aja juga nolak,” katanya dengan lesuh.

“Kepada siapa saja kamu tawarkan cincin Kakek?” tanya sang Kakek sambil tertawa kecil.


“Penjual minyak wangi, penjual kain” kata si pemuda.

“Sekarang, pergilah tawarkan cincin ini ke toko emas di pusat kota, kamu tidak perlu membuka harga!” perintah sang Kakek.

Si pemuda segera berangkat ke kota. Tak lama berselang, ia telah kembali dan langsung menemui sang Kakek seraya berkata dengan gembira,

“Kek, ternyata orang orang di pasar, tidak tahu menilai barang mahal. Pemilik toko emas yang kudatangi mau membeli seharga 100 juta untuk cincin ini”

Sekarang pertanyaanmu terjawab sudah. Kita tidak boleh menilai orang hanya dari pakaiannya saja. Hanya pedagang minyak wangi, pedagang kain yang memiliki penilaian demikian akan tetapi pedagang emas tidak.

***

Karenanya filosofi dunia berkata, jangan pernah menilai orang berdasarkan penampilan fisik mereka semata, jangan pula menilai diri Anda berdasarkan mewahnya tempat tinggal, pakaian dan penampilan fisik semata karena Tuhan tidak akan pernah menilai Sahabat berdasarkan hal tersebut diatas. Tuhan hanya melihat dan menilai perilaku sesungguhnya didalam Hati seseorang, Dia selalu ada didalam Hati Sahabat. Sangat disayangkan bahwa masih begitu banyak orang yang memiliki pola penilaian yang keliru, baik terhadap sesama maupun terhadap dirinya sendiri.

Ada cerita lainnya, saya minta pada Tuhan setangkai bunga segar, Tuhan memberi saya KAKTUS BERDURI. Saya minta pada Tuhan, binatang mungil nan elok, Tuhan memberi saya ULAT BERBULU. Saya sedih, protes dan kecewa.. Betapa tidak adilnya hidup ini.. Namun kemudian, Kaktus itu berbunga, indah dan bahkan sangat indah dan ULAT itu tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang amat indah. Inilah jalan dan cara Tuhan memberi, INDAH PADA WAKTUNYA. Tuhan tidak memberi langsung apa yang kita harapkan, tapi Tuhan memberi apa yang Sahabat butuhkan. Kadang kita sedih, kecewa dan terluka..tapa jauh di atas segalanya..Tuhan sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita semua. Tuhan selalu memberikan yang terbaik. Ketika Sahabat merasa ditinggalkan, percayalah, ingatlah Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih baik untuk Sahabat.

"Life is short, let those who hurt, love those who care about you, and fight for those who mean to you."

Ayo mulai sekarang dan seterusnya, marilah Sahabat menilai segala sesuatu berdasarkan penilaian Tuhan, sehingga Sahabat akan selalu mengejar yang bernilai bagi Tuhan dan bukan apa yang bernilai bagi manusia. Dengan mau menggunakan IEQ, Sahabat mendapatkan penghargaan yang layak dari Tuhan,  tapi yang Bohong Cuma biasa beri janji melulu, janji yang tidak ada di Kartu Garansi... Malu dong...

Monday, June 18, 2012

Believe to GOD


Ada seorang pendaki gunung yang ingin membuktikan ketangguhannya. Setelah beberapa tahun berlatih, ia merasa yakin dengan kemampuannya untuk mengatasi segala rintangan didalam mendaki gunung.

Dalam sebuah pendakiannnya bersama lima orang temannya, ia memutuskan untuk meneruskan pendakian terlebih dahulu sementara teman-temannya masih lelap tertidur. Meskipun mendaki gunung pada malam hari sangatlah tidak lazim, masih ditambah pula dengan seorang diri, namun ia tetap bersemangat. Ia membawa tali dan pengait di punggungnya ketika ia naik dan cahaya rembulan membantunya cepat naik keatas. Rasa percaya dirinya semakin besar ketika semakin mendekati puncak, tapi sayangnya, kabut tebal mulai nampak disekitarnya. Cuaca tiba tiba semakin buruk, nampaknya badai angin yang dingin sedang datang. Beberapa menit kemudian ia mulai tidak bisa melihat apa-apa. Mau turun pun sudah tidak mungkin lagi. Akhirnya ia menyiapkan tali yang di punggungnya dan menancapkan beberapa pengait. Ia terus mendaki melalui batu batu terjal dengan harapan badai tersebut segera berlalu. Sementara bergerak dalam kegelapan, ia tiba pada sebuah batu. Saat itu ia memutuskan untuk meluncur turun melalui punggung gunung. Berkat tali-tali yang ada di tubuhnya, ia masih hidup meskipun saat itu tubuhnya menggelantung di udara dan ia sudah tidak bisa melihat apa-apa. Akan tetapi, perlahan-lahan udara malam itu yang dingin mulai menyusup tubuhnya hingga tulang-tulangnya, badannya mulai terasa kaku. Mau mengenakan jaket tebalnya, sudah tidak mungkin, karena ransel dan perlengkapan lainnya telah lenyap. Satu-satunya benda yang masih terselip di ikat pingganya saat itu hanyalah sebilah pisau. Dalam keputusasaannya, ia berteriak,

“Tuhan, tolonglah aku.”

Ia merasakan dorongan yang kuat dari di dalam hatinyauntuk memotong tali tersebut. “Memotong tali?” batinnya. “Jika saja aku memotong tali ini, berarti aku akan jatuh ke atas bebatuan terjal dan mati” , gumannya. Namun dorongan untuk memotong tali tersebut semakin kuat. Tetapi, karena takut jatuh, maka ia segera mengurungkan niatnya.

Beberapa hari kemudian, seorang pendaki lain menemukan tubuh pendaki tersebut telah mati tergantung karena kedinginan, padahal  jarak antara orang yang tergantung itu dengan tanah cuma sekitar satu setengah meter. Seandainya ia mau memotong tali itu, ia akan tiba dibawah dan menyalakan api untuk menghangatkan tubuhnya.

***

Sahabat mungkin ada yang bertanya, mengapa seolah-olah Tuhan  membiarkan masalah yang berkepanjangan tanpa ada pertolongan yang nyata? Mengapa  Tuhan membiarkan kabut tebal menghalangi perjalanan kita?
Ada kalanya, keraguanlah yang membuat kita sulit merasakan pertolonganNYA. Seumpama besi, sesungguhnya Tuhan sedang menempa, membentuk dan mengasah kita agar kita selalu percaya sepenuhnya kepadaNYA bukan Cuma kotbah belaka. Jika kita sungguh-sungguh percaya kepadaNYA, maka kita akan berani “Memotong Tali Pengait” tersebut, merelakan apa yang selama ini kita pegang erat dan kita anggap harta yang begitu berharga untuk kembali menggunakan “Hati Nurani”, lalu akan muncul campur tangan Tuhan sehingga kita jatuh ke dalam tangan pengasihan Tuhan.


Terkadang, Tuhan lebih memilih untuk tersenyum, hanya karena tak ingin menjelaskan mengapa Dia bersedih melihat ulah manusia yang memuji firman Tuhan tapi dibelakang Tuhan, mereka biasa menistakan Tuhan.
Misal: Greed is Good tiba-tiba berubah jadi Greed is GOD."Ketika kamu merasa Tuhan memberikanmu cobaan yg berat, itu karena Tuhan percaya bahwa kamu cukup kuat tuk melaluinya." Sekuat ini kah?”

Singkat cerita, “Hati Nurani Sahabat” adalah Mata Air Kehidupan yang Abadi yang keluar dari Mata Hati Sahabat.  Keberadaan dan Ketersediaannya merupakan berkat terbesar dari Tuhan yang pernah dialami manusia dan sekarang saatnya tinggalkan Emosi negatif  yang cuma menjadi Air Mata kesedihan yang sia-sia...

Sunday, June 17, 2012

To be HONEST people?


Dalam sebuah kesempatan ketika saya mengikuti seminar  tentang “Kasih”, ada salah satu perserta pelatihan yang tiba-tiba menangis sesenggukan di pojok ruangan. Ya.. ia begitu tersentuh ketika Coach bertanya kepada peserta seminar,

“Siapakah diri kita sesungguhnya? Mengapa kita ada di dunia? Kemana kita selanjutnya setelah meninggal dunia? Kita ingin dikenang seperti apa ketika suatu hari saat meninggal dunia, dikenal sebagai siapa, sementara kerabat, anak-anak dan Istri anda berdiri disamping makam Anda hendak menyampaikan kalimat perpisahan terakhir? Apakah kita bisa menjadi pribadi yang membanggakan baginya?”

Jika Sahabat hendak dikenang dan dikenal sebagai Ayah atau Suami yang bertanggungjawab, atau sebagai Ibu atau Istri yang selalu mencintai keluarganya, bahkan sebagai Kolega yang Bijak, maka sekarang adalah waktu yang tepat, ya sekarang waktunya bagi Sahabat untuk membangun kehidupan mulia tersebut, ya hiduplah dengan Kejujuran sepenuh Hati.

Mother Theresa, tentunya dan pasti tidak pernah membayangkan bahwa di akhir hidupnya akan setenar ini, ketika memutuskan meninggalkan negara asalnya, Yugoslavia, ia Cuma sekedar memenuhi panggilan tugas sebagai suster disebuah negara yang sangat jauh dan miskin, bernama India. Selama setengah abad, ia telah membaktikan seluruh hidupnya untuk melayani orang miskin, hingga akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhirnya di tahun 1997, dunia selalu mengenangnya sebagai orang yang berhati Emas dan Pahlawan bagi orang miskin.

Ketika suatu hari kita sudah tiada, adalah lebih baik orang mengenang sekaligus mengenal kita sebagai:
Orang yang penuh kasih dan kejujuran, kehidupan yang penuh cinta kasih seperti yang dilakukan Mother Theresa kepada orang orang miskin merupakan kesaksian hidup yang jauh lebih bermakna daripada ribuan kata kata Indah. Air mata pun adalah satu-satunya cara bagaimana mata berbicara ketika bibir tak mampu menjelaskan perasaan kehilangan orang yang kita kasihi. Ini sesuai dengan IEQ, artinya kita selalu dapat berEmpati terhadap sesama dan sedari dulu selalu mengajak sekaligus mengajarkan diri untuk MENJADI contoh alias WALK THE TALK, jangan cuma bisa KOTBAH MELULU memberi contoh alias Talk the Talk..

Semua orang akan bertanggungjawab, ya karena kita semua adalah hamba dihadapan Tuhan dan Tuhan akan meminta Pertanggungjawaban kepada kita semua, alangkah indahnya jika suatu hari nanti, ketika  kita hidup dengan kasih  kemudian bertemu dengan Tuhan. Tuhan berkata kepada kita, “Bagus sekali perbuatanmu”.

Saya jadi ingat dengan pengalaman nyata saya sendiri, ternyata yang seringkali MENGHIANATI DAN MENIPU Sahabatnya atau bangsanya sendiri adalah Tak Lain dan Tak Bukan, orang dekat yang berada disekitar Sahabat, apakah itu tetangga, teman atau kenalan dan masih banyak lagi untuk ditulis, mereka  familiar dengan korbannya, INI YANG DINAMAKAN TERLEPAS DARI MUSUHNYA TAPI DIHIANATI SEKUTUNYA.

Tepatnya beberapa waktu yang lalu, saya sempat  di hianati sekaligus ditipu TEMAN LAMA yang intelektualnya tinggi tapi suka berbohong dalam mencari nafkah ATAS KEARIFAN, menghianati dan menipu siapa saja dan sudah banyak korbannya termasuk saya. Bagi saya, kerugian yang ditimbulkan hanya sedikit, seberapa besar uang tersebut tetap SEBAGAI KERUGIAN yang sedikit (sudah tertulis di posting sebelumnya) namun taruhan dan kerugian ORANG yang menipu saya atau korban lainnya seperti atas nama kearifan adalah SEGALANYA yaitu HARGA DIRINYA  DAN INTEGRITASNYA. Semua ini dilakukannya dengan sadar dan sengaja HANYA KARENA URAT MALU NYA SUDAH PUTUS, seolah-olah  ia  kesulitan  untuk mendapatkan nafkah yang halal untuk keluarganya,  tentunya hal ini membawa semakin jauh dari Berkat Tuhan.

Orang seperti ini, biasanya hanya pandai menari-nari diatas penderitaan bangsanya, sekilas terlihat sopan-santun, sesungguhnya berhati  keji. Yang menjadi pertanyaan adalah orang tersebut selain sadar dan sengaja dengan kejahatannya tapi juga sangat tega  memberi makan hasil kejahatan yang beracun kepada anak dan istrinya, sesungguhnya apa yang dicarinya ? Hasil kejahatannya akan membawanya kemana?  Saya...kasihan sekali pada mereka nantinya...karena anak dan istrinya pun sedari awal sudah dijadikan korbannya sendiri... IRONIS bahwa Homo Homini Lupus terhadap keturunannya masih berlangsungterus...sebuah Tragedi Kemanusiaan yang memilukan sekaligus MEMALUKAN..

Sahabat tidak perlu sedih dan menyesali apa yg sudah lewat, tidak perlu takut dengan apa yg belum tentu datang. Yang penting Sahabat SELALU HATI-HATI dan PENUH SEMANGAT untuk memberi sekaligus melakukan  yang TERBAIK mulai sekarang. Orang tua adalah pemimpin yang menjadi contoh kepada anak-anaknya, artinya sebagai Keteladanan karena anak adalah Pengamat yang Cermat dan Peniru yang Hebat, tentunya tanpa kejujuran dan kemampuan berEmpati yang memadai, cepat atau lambat  kita akan kewalahan dalam mendidik anak anak kita, terlebih dengan adanya pengaruh lingkungan dan perubahan yang begitu cepat dan kuat.

Tantangan terbesar Sahabat dalam hidup ini bukanlah untuk mendahului orang lain, tetapi untuk melampaui diri Sahabat sendiri, untuk memecahkan rekor Sahabat sendiri! TO BE HONEST, friend!

Saturday, June 16, 2012

True Self

Setelah Sahabat  membahas beberapa jenis topeng kehidupan tersebut dan sekarang saatnya Sahabat bertanya pada diri sendiri, bagaimana caranya agar setiap orang  dapat melepaskan diri dari kehidupan bertopeng yang sangat meletihkan ini? Bagaimana caranya untuk membuang topeng-topeng palsu yang telah menutupi Jati Diri yang sejati (True Self)? Bagaimana caranya agar setiap orang bisa perlahan-lahan mampu memakai Jati Diri yang sejati, yang menempel di wajahnya? Bagaimana caranya agar setiap orang  dapat hidup dengan otentik?

Mari Sahabat mendalami lebih jauh sedikit, mengenai konsep menjadi pribadi dengan muatan emosi-emosi positif. Di dalam IEQ, hidup setiap orang pada dasarnya terdiri atas 3 bagian. Pada bagian pertama adalah Citra Diri kita (Self Image), ini adalah apa yang kita tampilkan secara sosial, apa yang ingin kita tampilkan keluar, dan ini menyangkut mengenai penilaian orang lain terhadap diri kita. Bagian kedua menyangkut Konsep Diri (Self Image), konsep diri ini menyangkut apa penilaian diri kita, terhadap diri kita sendiri. Bagian terakhir, adalah bagian yang paling dalam yaitu Jati Diri (True Self), diri kita yang sesungguhnya.
Bukanlah tugas kita untuk membuat garis-garis pembatas itu, semakin hari menjadi semakin jelas, akan tetapi justru sesungguhnya untuk menjadikan semua diri- diri itu akhirnya menjadi satu dalam bentuk pribadi diri yang otentik. Saya jadi teringat dengan cerita orangtua saya yang mengajarkan, bahwa orang harus hidup “dari dalam keluar”. Jadi seseorang mulai hidup, dari jati dirinya sendiri yang sejati, karena dari sanalah sebenarnya terkandung prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan keyakinan yang mengarahkan kehidupan seseorang sampai nanti.

Kehidupan yang modern, justru semakin membuat kita seakan-akan membangun suatu diri yang terpisah, satu dengan yang lainnya, yang pada akhirnya kehidupan menjadi semakin semu, bahkan semakin bias. Antara apa yang menjadi Citra Diri, Konsep Diri, maupun Jati Diri kita yang sesungguhnya, sering kali bertolak belakang, bahkan bertentangan antara satu dengan yang lainnya. Tanpa sadar, kita sesungguhnya terdistorsi, terdelesi bahkan Terkontaminasi lalu memelihara suatu kehidupan yang terpisah. Bayangkan, hanya karena kita begitu ingin diterima oleh masyarakat, maka kita mulai membangun citra diri yang tampaknya positif, sehingga kita takut mengungkapkan perasaan perasaan kita yang sesungguhnya. Kita pun takut dengan keterbatasan diri kita yang akan terlihat, bahkan kita punya kekwatiran rentan dan rapuh. Karena itu semua, kita sering menjadi cemas jika nanti dinilai negatif, maka kita mendekontruksi diri, dalam sebuah image baru melalui gaya, gengsi, pakaian, tutur kata, bahkan titel-titel, dan lain-lainnya. Pada akhirnya kita hanya meratap, agar diri kita dicintai dan diterima, sementara inilah Citra Diri yang kita bangun selama ini.

Dibalik ini semua, kita punya keyakinan sendiri mengenai siapa diri kita, terlepas pandangan dan persepsi ini, bisa benar dan bisa pula keliru. Saya jadi teringat bahwa pengalaman, pendidikan dan masukan-masukan dari orang lain akan membentuk pandangan diri tentang “Siapa Kita”. Sekarang tinggal pilih,  kita mau hitam-putih atau warna-warni yang ada di dalam diri kita secara jujur tentang diri kita.
Ya saya sepakat dengan bahwa "Setiap bayi yang terlahir berhak menuliskan cerita hidupnya sendiri dengan tangan dan penanya masing-masing. Sekalipun terkadang berbagi tinta dengan orang lain."

Mari kita mulai dari Jati Diri yang paling sejati, yang tidak bisa bohong dan tidak bisa juga dibohongi. Jati Diri kita ini terkait dengan Hati Nurani, mental dan spiritual serta fisik, inilah diri yang pada awalnya diciptakan sejalan dengan citra, dan gambaran Tuhan, artinya Jati Diri adalah pribadi yang jujur adanya. Setiap kebohongan dan manipulasi, yang diri kita lakukan untuk menentang Jati Diri ini, akan menimbulkan konsekwensi yang tidak bisa lagi kita kendalikan.  Pada saatnya, Suara Hati kita akan menentangnya dengan keras, dan aturan dimasyarakat pun punya andil konsekwensi hukuman, atas apa yang terjadi. Namun demikian, sekali lagi, dalam perjalanannya, Jati Diri bisa bergeser, dimatikan atau dimanipulasi, seperti yang kita saksikan dalam topeng-topeng kehidupan dimasyarakat.

Mengapa? Semua ini hanya karena kita lebih mengutamakan narcis, keegoisan kita, ketamakan, dan ketakutan kita yang berlebihan yang tidak pada tempatnya, singkatnya manusia lebih mengaktualisaikan Konsep Diri daripada Jati Diri nya yang sejati. Ketidakjujuran kita dengan diri kita sendiri, akan menjadikan banyak pertentangan dan konflik batin dalam relung Hati kita yang paling dalam, kita pun akhirnya banyak merasakan ketidaktenangan dan keberdosaan, lalu dihampiri berbagai perasaan takut, malu atau cemas yang kemudian seringkali tumpah keluar, dalam bentuk menyerang, mencurigai bahkan begitu cepatnya kita menghakimi dan menjatuhkan vonis terhadap orang lain, apalagi adanya influence dan intervensi dari luar diri kita.

Akibatnya cukup fatal, tanpa kita sadari, terkadang kita cenderung membesarkan masalah, dan tidak menyadari bahwa sesungguhnya masalah yang telah membesarkan kita. Sudah saatnya Sahabat ubah Masalah menjadi Manfaat, dan masih segar dalam ingatan saya, ada nasihat bijak dari nenek saya, untuk membicarakan ide, kira-kira begini bunyinya:

"Small people talk about gossip or others
Ordinary people talk about events
Extraordinary people talk about ideas"

Menghadapi ini semua, tinggalkan, apa pun itu, apakah itu narcis, ketidakjujuran, keegoisan, keserakahan atau ketakutan, serta influence  dan intervensi dari luar, baik yang kita sadari maupun tidak, alangkah baiknya kita semua kembali menggunakan IEQ,  yang  ada didalam  “Hati Sahabat”, dan yang Sahabat kenal bernama Bakul Jamu. Oh ya, ada pesan bijak dari Bakul Jamu untuk Sahabat...

Lose money as big as anything is a little lose.Lose a health is too a lot lose.Lose of integrity is lose everything.

Ya, walaupun namanya memang Bakul Jamu, dan terlihat begitu sederhana (alias Jadul = Jaman Dulu) namun sesungguhnya selalu penuh makna, terbukti isinya mampu Menyembuhkan, MENYEHATKAN, Menyegarkan.., diri Sahabat dari hari ke hari.. Be your self ;)

Friday, June 15, 2012

Topeng Jabatan


Sekarang saatnya Sahabat membahas topeng Jabatan. Sudah biasa bahwa jika seseorang mempunyai perasaan minder dalam dirinya, merasa dirinya tidak berharga tanpa embel-embel jabatan dan pangkat. Kemungkinan seseorang pernah mengalami pengalaman traumatis, karena merasa telah direndahkan, atau dianggap sepele oleh orang yang berpangkat lebih tinggi, atau adanya kelemahan dalam dirinya yang dirasa perlu untuk ditutupi dan dilindungi.

Cukup mudah bagi Sahabat untuk mengenali orang-orang dengan topeng jabatan ini. Baginya yang penting adalah orang lain mengetahui posisi dan jabatannya. Biasanya mereka bangga dengan posisi dan jabatannya, dalam berbagai acara dan kesempatan, umumnya mereka ingin mendapatkan perlakuan khusus. Mereka ingin orang lain selalu dan senantiasa memperlakukan dirinya agar lebih tinggi, karena jabatan atau pangkatnya. Mereka lebih mau terlihat salah daripada terlihat tidak berkuasa. Mereka gemar membagikan kartu nama yang mencetak jabatannya tebal-tebal, dan berupaya mengesankan orang lain sebanyak mungkin dengan posisinya yang saat itu. Mereka pun suka menyepelekan orang lain yang dipandangnya lebih rendah ekonomi, status sosial, baik jabatan atau pangkatnya, sehingga mereka menganggap bahwa orang lain yang posisi lebih rendah tersebut, harus berada pada posisi yang lebih rendah pula untuk berbicara dengannya.

Dengan demikian mereka cenderung menjadi arogan dan dominan, suka menunjukkan superioritas semu atas kekuasaannya, serta berusaha untuk dipandang sebagai yang paling tahu, paling hebat dan paling berharga dalam setiap pembicaraan bahkan gaya bicaranya agresif dan suka blak-blakan. Tentunya semua yang dilakukannya ini, cuma untuk menutupi kelemahan dan ketidakberdayaan pada diri sejatinya. Mereka ingin orang lain selalu menunduk (lain dengan tunduk), hormat, patuh dan selalu seia sekata dengannya. Jika tidak, maka mereka gampang merasa tersinggung dengam hal-hal yang sepele, merasa kehormatannya dilangkahi, sehingga dengan mudahnya mereka menggunakan kekuasaannya, dan posisinya untuk menakut-nakuti, mengancam bahkan mengeksekusi pihak yang lemah tidak berdaya.

Namun demikian, mereka dengan mudahnya, tiba-tiba merasa dirinya gerah dan terancam sendiri di lingkungan, hanya dimana justru posisinya memang lebih rendah daripada orang lain. Pada dasarnya, mereka selalu ingin menonjolkan diri dan merasa menjadi orang yang spesial dan superior karena jabatan dan posisinya.

Dengan menempatkan IEQ secara sebagaimana mestinya , Sahabat akan memandang suatu jabatan, pangkat dan posisi, hanya sebagai suatu amanat yang diisi dengan penuh tanggungjawab, Sahabat tidak akan pernah merasa lebih tinggi, atau lebih rendah dihadapan orang lain. Dihadapan hukum yang positif saja, semua adalah sama, demikian juga dihadapan Tuhan bahwa semua manusia adalah sama, jadi mengapa tiba-tiba ada yang merasa lebih dihadapan sesama manusia ? Mari Sahabat biasakan untuk merendahkan hati kepada sesama, dan tentunya yang namanya Arogansi akan semakin men jauh, sehingga hidup Sahabat menjadi lebih bahagia dan indah. Mau ya...

Thursday, June 14, 2012

Topeng Intelektualitas

Masih menyambung cerita-cerita tentang topeng yang terdahulu, sekarang mari kita bahas lagi tentang topeng intelektualitas. Pada umumnya orang tidak ingin terlihat seperti orang bodoh, merasa tidak Aman dengan tingkat pengetahuannya yang bisa dianggap kurang memadai oleh orang lain.

Ini pun masih ditambah lagi dengan rasa khawatir dan cemas yang berlebihan, bahkan lagi-lagi tidak pada tempatnya yang seakan-akan bahwa cara berpikir dan berbicaranya dianggap tidak berbobot. Gelisah jika lingkungannya tidak memberikan penghargaan karena tingkat intelektualnya dianggap kurang, ini semua menjadi sumber rasa ketidakamanan emosi.

Untuk itu, mereka senang memakai titel dan embel-embel pendidikan secara eksesif untuk mengesankan lawan bicara, merasa sangat dibutuhkan, bahkan jika perlu orang yang menggunakan topeng intelektualitas ini membeli dan membayar mahal agar mendapat tambahan embel-embel seperti DR, Ph.D, MBA dan lain-lain cuma untuk mengesankan orang lain. Akhirnya mereka lebih mau terlihat hebat walaupun sebenarnya sesat. Penyakitnya pun, suka merasa benar daripada merasa Bahagia.

Bukankah masih banyak orang yang senang bertopengkan intektualitas di negeri kita yang tercinta, sehingga menyuburkan lembaga-lembaga yang memperjualbelikan gelar-gelar tersebut. Cukup dengan membayar sejumlah biaya tertentu, mereka merasa bangga telah menempelkan gelar-gelar dan titel bergengsi yang telah dibelinya, hanya untuk mengesankan pada orang lain. Namun yang menjadi masalah, meskipun mereka sudah menggunakan titel-titel tersebut, kwalitas INTEGRITAS mereka yang sesungguhnya tetap saja jauh ketinggalan dan berada dibawah titel yang mereka sandang.

Pada dasarnya dan seharusnya semakin meningkatnya Intelektual seseorang berbanding lurus dengan Integritasnya. Dalam era globalisasi sekarang ini, orang lain tidak mudah tertipu, topeng ini juga menjadi penyakit bagi para periset, guru, dosen, pengajar bahkan ilmuwan lainnya untuk cuma mengesankan orang lain. Termasuk disini adalah, kebiasaan menggunakan kosa kata yang tidak pada tempatnya, kebiasaan menggunakan bahasa asing atau slogan Kearifan Lokal hanya untuk memberi impresi sebagai orang terpelajar, atau bisa juga kebiasaan mengutip sana-sini  sumber buku yang tidak pada konteksnya agar di cap berbicara religi.

Alangkah indahnya jika pertumbuhan intelektulitas Sahabat harmoni dengan  IEQ.. YUK...

Doaku hari ini: Ya Tuhan, tolong tetapkan Sahabatku dalam keimanan yang kokoh, datangkanlah kebaikan dan jauhkanlah segala keburukan.

Wednesday, June 13, 2012

Topeng Kekayaan


Menyambung cerita Topeng Kearifan Lokal yang sebelumnya, ayo dengan bersantai sejenak cobalah Sahabat merefleksikan diri. Siapa tahu ada salah satu dari pemakai Topeng Kekayaan disekitar Sahabat.

Biasanya orang yang menggunakan topeng diri ini dikarenakan bersumber dari kegagalan Kearifan Lokal memberi rasa aman dan nyaman emosi dirinya sendiri.

Takut tidak diterima, khwatir ditolak, takut dihina, cemas dengan apa yang mungkin dikatakan secara negatif oleh orang lain, rasa tidak aman tanpa ditunjang oleh rasa memiliki benda-benda yang menaikkan gaya hidup bahkan gengsinya, rasa tidak aman terhadap dirinya yang sekarang, namun ia sendiri pula  yang menciptakannya. Berikutnya terbentuklah rasa cemas akibat dari  keinginannya untuk menutup nutupi diri yang sesungguhnya.

Menggunakan benda-benda atau materi secara berlebihan dan tidak sebagaimana mestinya hanya untuk menunjukkan identitas dirinya kepada orang lain. Dengan benda-benda tersebut, orang yang menggunakan topeng ini ingin merasa lebih baik dan lebih tinggi kelasnya dibanding orang lain. Bentuk perilaku yang biasa muncul adalah menggunakan barang-barang yang mewah, namun tidak pada tempatnya. Barang-barang ini dapat berupa pakaian, asesoris perhiasan, asesoris badan, rumah, mobil, benda-benda perlengkapan kerja, dan masih banyak lainnya.

Jika perlu, orang-orang yang terobsesi ini rela berhutang bahkan korupsi atau melakukan apa saja yang bertentangan dengan hukum sekalipun agar dapat memenuhi seleranya untuk memiliki benda-benda yang berkelas tersebut. Orang-orang yang memakai topeng kekayaan akan cemas jika orang lain tidak tahu mengenai nilai dari barang-barang mereka yang telah mereka pergunakan. Oleh karena itu, tanpa sadar mereka sengaja untuk selalu membuat promosi atas barang-barang yang mereka miliki, karena barang-barang tersebut adalah Identitas mereka.

Sekali lagi, tanpa IEQ yang memadai manusia bisa salah jalan dan biasa saya sebut kena AIDS alias Arogan, Iri yang berkembang Dengki, Dendam, Serakah. Ini persepsi orang banyak bahwa Kekuasaan belum tentu mendatangkan Kekayaan namun Kekayaan biasanya mendatangkan Kekuasaan.

Pada kenyataannya banyak orang tidak pernah menyusun keyakinannya secara sadar dari lahir sampai mati. Dan bila Sahabat tidak menyusun sendiri secara sadar keyakinan yang Sahabat perlukan untuk menjadi kaya, sepertinya kita telah terjajah tanpa sadar oleh kata-kata “Uang adalah akar dari segala kejahatan” maka tanpa sadar pula kita menjadi kaya secara bertentangan hukum yang akhirnya menjadi jahat.

Saya  mengajak Sahabat, mari kita susun ulang lagi keyakinan kita atau susunan kata kita tentang uang ataupun tentang kekayaaan. Kita harus membuat bulat bahwa kaya dan banyak uang baik adanya. Contoh merubah keyakinan :

Keyakinan Lama:

  • Uang tidak dibawa mati.
  • Uang tidak bisa membeli cinta.
  • Uang tidak dapat menyelesaikan masalah.
  • Uang membuat persaudaraan rusak.

Kayakinan Baru:

  • Uang banyak bisa menolong orang yang hampir mati.
  • Betul uang memang tidak dibawa mati, makanya jauh lebih baik meinggalkan warisan daripada tidak meninggalkan apa-apa.
  • Betul uang tidak bisa membeli cinta, apalagi jika tidak punya uang sama sekali.
  • Betul uang tidak dapat menyelesaikan, tapi dengan uang yang banyak saya bisa menyelesaikan masalah dengan gaya yang tersendiri
  • Kurang uang adalah membuat orang rebutan warisan


Sekarang sudahkah Sahabat  susun kembali keyakinan-keyakinan Sahabat  yang sangat diperlukan untuk menjadi kaya? Jika belum, mari lakukan tindakan sekarang juga mulai dari hal yang paling kecil dan mulai dari diri Sahabat karena jika secara teori Sahabat mengerti tapi tidak mau mempraktekkannya maka tidak ada hasil yang akan Sahabat dapatkan.

Kekayaan bukanlah hanya sebuah keberuntungan, tapi keberhasilan milik orang yang berusaha tanpa lelah.

Jalan menuju KEKAYAAN, BAHAGIA & SUKSES; tidaklah selalu lurus. Ada tikungan yang bernama kegagalan, ada bundaran yang bernama kebingungan, tanjakan yang bernama teman, turunan yang bernama Balung Soge (Tulang Kaya), lampu merah yang bernama musuh, lampu kuning yang bernama keluarga, lampu hijau yang bernama Peluang. Anda akan mengalami ban kempes atau pecah.. Itulah hidup. Tapi bawalah ban serep yang bernama TEKAD bukan Nekad, mesin yang bernama KETEKUNAN, asuransi yang bernama IMAN, pengemudinya adalah TUHAN. Maka sampailah anda di daerah yg disebut KEKAYAAN, BAHAGIA & SUKSES... Selamat Datang. Baik ya! B)

Tuesday, June 12, 2012

Tampang Asli atau Topeng Kearifan?

Di tengah kehidupan dan kesibukan Sahabat sehari-hari pun terdapat banyak sekali topeng yang digunakan orang untuk menutupi dan melindungi berbagai kekurangan, kelemahan, ketidakberdayaan, bahkan juga untuk menutupi jati dirinya yang semakin gelap pekat agar tampak begitu berdaya juga berharga.

Ini semakin diperparah dengan kondisi hari demi hari yang kian kritis dan kompleks. Orang semakin sering menggunakan berbagai topeng hanya untuk menutupi dirinya dari berbagai emosi yang tidak menyenangkan dalam dirinya.

Rasanya masih segar dalam ingatan kita semua dengan cerita klasik karya Louis Stevenson, Dr. Jekyll, dan Mr. Hyde yang bercerita tentang seorang Dokter yang sekaligus memiliki sisi gelap sebagai Pembunuh. Pada waktu siang hari, Dr. Jekyll berprofesi sebagai Dokter yang menyelamatkan kehidupan manusia, namun di malam harinya ia bertindak sebagai setan yang gemar mencabut kehidupan manusia. Sangat menarik bahwa ada dua pribadi yang bertolak belakang tersebut dalam waktu yang berbeda dan bisa hidup dalam satu tubuh.

Saya akan mengkaji salah satu topeng yang banyak dipakai dari sekian banyak topeng dalam kehidupan kita sehari hari. Kita sebut saja Topeng Kearifan. Ceritanya bahwa manusia seringkali merasa cemas dengan keberdosaan yang dirasakannya atas perbuatannya dimasa lalu (berani berbuat, nekat minggat) dan berupaya keras menutupinya. Ada rasa takut untuk tidak diterima di kalangannya atau kelompoknya yang mengutarakan nilai-nilai religius. Rasa tidak aman dengan keburukannya sendiri (sebenarnya mereka sendirian dan merasa kesepian), dan sisi gelap dalam dirinya yang perlu segera ditutupi dari orang lain kemudian dikamuflase dengan kepuasannya menguasai orang lain, dengan cara memberi nasihat-nasihat kearifan lokal yang  bermoral, etika (sopan-santun), bahkan Agama.

Bicara soal kearifan lokal.. Oh jagonya.. Ya, cuma bicara.. Lain hal nya ketika BERBUAT Kearifan. Mereka bodoh karena mereka bisanya Talk the Talk dan tidak biasa Walk the Talk.

Oh ya, mereka tipe Energy Sucker 100% ++. By the way, kondisi orang-orang didekatnya biasanya lebih parah daripada SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi). Kasihan ya...!
Banyak perilaku orang yang menggunakan Topeng Kearifan Lokal dan Moral sekilas akan tampak luarnya sebagai orang saleh, beriman, berkearifan  dan sangat bertaqwa, bahkan senantiasa mereka selalu kotbah memberikan nasihat-nasihat moral, etika, pesan-pesan kearifan lokal dan mereka suka bersembunyi  dibalik ayat-ayat kitab suci, upacara keagamaan atau penilaian-penilaian atas nama “Kearifan” terhadap orang lain atau kelompok tertentu.

Masalahnya, sepintas cara berbicara maupun bersikapnya akan tampak sebagai orang yang senang bicara kearifan lokal, bermoral, berilmu agama, dan keyakinan religius yang tinggi, seolah-olah sempurna deh... (hanya dia yang suci, yang lain seolah-olah penuh noda dan dosa..), dan memang demikianlah mereka akan berupaya dengan mati-matian supaya dilihat dan dianggap orang lain sebagai orang yang sempurna.

Namun jangan kaget, kalau Sahabat mengenali perilakunya yang Asli akan tampak bahwa kata-katanya yang seringkali mengutip dari kitab suci, berbicara tentang kearifan, keagamaan, etika dan sering pula menawarkan nasihat-nasihat rohani yang tidak sejalan dengan kehidupan nyata yang mereka jalani (sesungguhnya mereka sangat kejam).

Dalam kehidupan nyata, seperti dalam kehidupan keluarga atau kehidupan dalam masyarakat, boleh jadi mereka menjadi orang-orang yang sangat garang, mudah tersinggung oleh hal-hal yang sepele, manipulatif, sangat tidak jujur, koruptor, menginjak dan menelan yang lemah (renta dan rentan adalah korban favoritnya), serta menyebarluaskan gosif negatif yang sensitif untuk membakar emosi orang disekitarnya.

Kearifan lokal, Agama, Iman dan Moral serta Intelektual seringkali cuma dijadikan sebagai Tameng dan Topeng yang baginya hanya untuk melindunginya dari ancaman sekaligus menutupi kelemahan dan dosa-dosa yang telah mereka lakukan secara sadar dan sengaja. Bahkan, dalam berbagai kesempatan mereka akan tampil menjadi KAWAN DEKAT yang cuma memberi nasihat SESAT dijalan yang terang dan bantuan SESAAT yang SEMU (sekutu yang menghianati sohibnya), pendakwah, penasihat rohani, aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan, sibuk dengan acara-acara yang berbau rohani religius. Sekali lagi tentu saja, semua ini hanyalah Topeng kearifan belaka.

Sudah saatnya Sahabat berani tampil dengan Tampang Asli Sahabat, bukan dengan Topeng lain tapi Tampang Asli Sahabat yang ada di diri Sahabat sendiri. Disinilah tempat Jati diri Sahabat.
Dengan kata lain, untuk menyegarkan dan melindungi diri Sahabat, bahkan menyembuhkan diri Sahabat, obatnya ada di IEQ sebagai Anti Bodi karena Sahabat tidak butuh antibiotik yang biasanya disertai efek samping  atau yang cuma sebagai Analgesic alias hanya untuk mengurangi rasa sakit dan tidak menyembuhkan diri Sahabat.  Sekali lagi, mari Sahabat tampil sahaja dan bahagia dengan Tampang Asli diri Sahabat sendiri. Be your self, ok! ;)

Monday, June 11, 2012

Hospitality

Hospitality  walaupun  bahasa asing sebenarnya berisi keramahtamahan, kesukaan, atau kesediaan menerima tamu. Ini semua terdapat dalam Hati Sahabat yang ber-empati. Kita pun sudah terkenal sebagai bangsa yang ramah. Sebenarnya ini bukan perkara mudah...

Di rumah sakit pun (hospital), yang seharusnya terisi oleh orang-orang yang memiliki hospitality justru masih banyak orang yang tak mau mempraktekkannya. Mari kita perhatikan bersama bagaimana para medis melakukan pembiaran atau penelantaran bahkan betapa kasarnya seorang para medis kepada pasiennya terutama terhadap yang tidak berduit alias miskin yang cara membayar biaya administrasinya pun memakai JamKesMas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), sampai-sampai penyanyi Iwan Fals membuat sebuah lagu yang berjudul “Ambulan Zig Zag” yang mengisahkan kejadian sedih tersebut.

Ngomong-ngomong ada yang bilang bahwa:

“TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE NEGERI CHINA.”

Dikatakan TUNTUT yang menjadi pertanyaan sebenarnya adalah ada apa sih kok pakai tuntut segala? Kan si ilmu gak pernah dipanggil aparat untuk dijadikan saksi, apalagi ditetapkan sebagai tersangka dan terdakwa... Kasian si ilmuya... (intermezo.com)

Disini sengaja tidak saya tulis TUNTUTAN, akan tetapi TUNTUNAN untuk Hospitality  didalam IEQ  bukan hanya untuk rumah sakit semata namun diseluruh pelosok tanah air. Saya percaya, bagi Sahabat semua hospitality sepertinya sudah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan dan tentu ini semua merupakan sesuatu yang luar biasa, karena KEKAYAAN ALAM milik bangsa Indonesia yang luar biasa tersebut, TERNYATA tidak bisa menjadi penghalang bagi bangsa Indonesia untuk tetap selalu bersikap ramah dan bersedia menerima orang lain di tanah airnya.

Banyak pihak yang sudah merasakan Hospitality yang ditunjukkan bangsa Indonesia dalam IEQ, sudah jelas pula bahwa sifat Hospitality yang dimiliki Sahabat semua telah mendorong masyarakat kita untuk menerima mereka sebagaimana mestinya, dan mengalahkan ketakutan atas resiko yang berlebihan.

Mengingat keegoisan dan rasa tega terhadap orang lain yang semakin hari menguasai banyak orang, sekarang adalah saatnya kita semua untuk kembali menggunakan IEQ milik Sahabat semua. Mari Sahabat tunjukkan  dan buktikan dalam perilaku  sehari-hari, termasuk  kepada pihak lain bahkan pihak yang belum mau mempercayai IEQ, dengan demikian kita telah “Membangun Jembatan” untuk menyeberangkan mereka sekaligus kita “Membentengi Diri” dari pengaruh buruk.

Saya jadi ingat  pepatah yang dulu pernah saya baca bahwa,

”Kita tidak bisa melarang burung yang terbang diatas kepala kita, namun demikian Kita mampu untuk mencegah burung yang mau bersarang diatas kepala kita."

Artinya Sahabat mungkin sulit mencegah pengaruh buruk yang masuk ke negeri kita akan tetapi  dengan IEQ Sahabat mampu mengusir pengaruh buruk yang mau bersarang di negeri kita.. YUK! :)

Sunday, June 10, 2012

Keputusan Hakim


Kasus Nenek yang Curi Singkong (kisah nyata).


Kisahnya, kasus di tahun 2011 lalu di Kabupaten Prabumulih, Lampung. Di ruang sidang pengadilan, Hakim Marzuki duduk tercenung melihat Nenek renta yang terseret hukum sambil menyimak tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) panjang kali lebar terhadap seorang nenek  yang duduk sebagai terdakwa dengan dakwaan yang didakwakan sebagai  pencuri singkong. Beberapa saat setelah sidang berjalan, Nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, cucunya lapar. Namun, seorang manajer PT “X” (bukan PT sebenarnya) tetap dan kekeh pada tuntutannya agar menjadi hal ini menjadi contoh bagi warga lainnya.


Hakim Marzuki menghela nafas panjang dan dia memutus di luar tuntutan Jaksa Penuntut Umum,


"Maafkan saya," katanya sambil memandang nenek itu. "Saya tak dapat membuat pengecualian hukum. Hukum tetap hukum. Jadi Anda harus dihukum. Saya mendenda Anda Rp. 1 juta dan jika Anda tidak mampu bayar, maka Anda harus masuk penjara 2,5 tahun seperti tuntutan Jaksa Penuntut Umum."


Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam. Sementara itu, segera saja Hakim Marzuki mencopot topi toganya, lalu membuka dompetnya kemudian mengambil dan memasukkan uang Rp. 1 juta ke topi toganya serta berkata kepada hadirin.


"Saya atas nama pengadilan juga menjatuhkan denda kepada tiap orang yang hadir di ruang sidang ini sebesar Rp50 ribu sebab menetap di kota ini yang membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya. Saudara Panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini, lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa," kata Hakim Marzuki.


Akhirnya sampai palu diketuk dan Hakim Marzuki meninggalkan ruang sidang, nenek itu pun pergi meninggalkan ruang sidang dengan mengantongi uang Rp3,5 juta, termasuk uang Rp50 ribu yang dibayarkan oleh manajer PT “X” yang tersipu malu karena telah menolak untuk membatalkan tuntutannya tersebut.

***

Sekarang mari kita bandingkan dengan kisah mirip berikut yang terjadi di New York pada tahun 1930-an.


Cerita ini terjadi di kota New York pada pertengahan 1930-an ketika AS mengalami depresi ekonomi. Saat itu, hari amat dingin. Di seluruh penjuru kota, orang-orang miskin nyaris kelaparan.


Di suatu ruang sidang pengadilan, seorang hakim duduk menyimak tuntutan terhadap seorang wanita yang dituduh mencuri sepotong roti. Wanita itu berdalih bahwa anak perempuannya sakit, cucunya kelaparan, dan karena suaminya telah meninggalkan dirinya.


Tetap saja penjaga toko yang rotinya dicuri menolak untuk membatalkan tuntutan. Ia memaksa bahwa wanita itu harus dihukum untuk menjadi contoh bagi yang lainnya.


Hakim itu menghela nafasnya. Sebenarnya ia enggan menghakimi wanita ini. Tetapi, ia tidak punya pilihan lain. 


"Maafkan saya," katanya sambil memandang wanita itu. "Saya tidak bisa membuat pengecualian. Hukum adalah hukum, jadi Anda harus dihukum. Saya mendenda kamu 10 dolar, dan jika kamu tidak mampu membayarnya, maka kamu harus masuk penjara sepuluh hari."


Wanita itu tertunduk, hatinya remuk. Tanpa disadarinya, sang hakim mencopot topinya, mengambil uang sepuluh dolar dari dompetnya, dan meletakkan uang itu dalam topinya.
Ia berkata kepada hadirin,


"Saya juga mendenda masing-masing orang yang hadir di ruang sidang ini sebesar 50 sen, karena tinggal dan hidup di kota ini dan membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk menyelamatkan cucunya dari kelaparan. Tuan Bailiff, tolong kumpulkan dendanya dalam topi ini lalu berikan kepada terdakwa."


Akhir cerita, wanita itu meninggalkan ruang sidang sambil mengantongi 47 dolar dan 50 sen, termasuk di dalamnya 50 sen yang dibayarkan oleh penjaga toko yang malu karena telah menuntutnya. Tepuk tangan meriah dari kumpulan penjahat kecil, polisi New York, dan staf pengadilan yang berada dalam ruangan sidang mengiringi kepergian wanita itudengan haru.

***

Renungan Sahabat: rasanya tidak ada seorang pun yang mau hidupnya menjadi miskin, bodoh, sakit, susah atau yang buruk lainnya. Hal ini masih diperparah lagi dengan adanya pembiaran dan penelantaran yang terpaksa yang harus diterima dan dialaminya. Menghadapi semua ini secara beruntun atau berantai, tentunya belum tentu semua orang kuat menahan derita.

Saya jadi ingat dengan pesan Mahatma Gandhi,

”...yang lemah tidak dapat memaafkan. Memaafkan adalah tanda dari mereka kuat. Jika kita terus menerus mempraktekan mata ganti dengan mata, dan gigi ganti dengan gigi maka akhirnya kita akan menghuni dunia yang dipenuhi dengan mereka yang Buta dan Ompong..” 

Disinilah dibutuhkan kemampuan Sahabat untuk ber-Empati seperti hakim-hakim diatas terhadap sesama dalam situasi yang renta sekaligus rentan seperti sekarang ini. Pokrol bambu dan menghukum sekeras apapun belum tentu menyelesaikan permasalahan, bahkan hanya menambah persoalan menjadi semakin panjang dan kusut, ada baiknya kita memakai kacamata IEQ untuk menemukan akar permasalahan sekaligus menemukan solusi dan antisipasi.

Dengan kacamata IEQ, nantinya kita lebih bertanya dan menggunakan Hati kita secara optimal. Akhirnya kita boleh benci dengan dosanya, namun cintailah pendosanya..sesungguhnya yang kita tolak adalah prilaku buruknya bukan pribadinya..

Sampailah kita pada kesimpulan bahwa jika menghukum dengan kebencian maka sama saja dengan makan tanpa mengunyah... so enjoy your life with Love...

Saturday, June 9, 2012

Jadilah Sahabat Sejati

Saya teringat dengan sebuah cerita dari suatu panti asuhan. Ceritanya begini, ada seorang guru yang penuh dedikasi sedang berusaha sungguh-sungguh dan dengan sekuat tenaganya untuk menyatukan perbedaan di antara murid-muridnya yang kebanyakan adalah perantau dari berbagai propinsi di Indonesia. Namun kerasnya kehidupan jalanan Jakarta yang telah alami dan jalani sebelum tertangkap Polisi Pamong Praja (POL PP), telah membuat mereka dengan begitu mudahnya untuk mencermati perbedaan sekaligus memicu pertengkaran dari hal sepele sekalipun terhadap sesamanya.

Nah, apa yang dilakukan oleh sang guru tersebut?

Setelah pening di kepala sang guru reda, segera saja ia singkirkan bangku-bangku dan meja-meja belajar yang ada didalam kelas. Dimintanya para murid-muridnya untuk membagi diri mereka dalam dua kelompok yang seringkali bertikai. Kemudian membatasi kedua kelompok tersebut dengan sebuah garis ditengah ruangan, sebuah garis ditengah ruangan belajar yang ditandai dengan plester.

“Saya akan ajukan pertanyaan kepada kalian semua. Jika pertanyaan itu cocok atau ada kemiripan dengan kalian, mendekatlah ke garis yang di plester ini kemudian mundur kembali untuk bersiap-siap dengan pertanyaan berikutnya,” ujar sang guru.

“Pertanyaan pertama, berapa diantara kalian yang punya luka batin?” Dan seluruh murid pun maju ke garis tengah yang di plester.

“Pertanyaan berikutnya, berapa diantara kalian yang masih ada luka batin?” Suasana kelas cukup riuh, seluruh murid masih maju semua.

“Sekarang, berapa dari kalian yang berasal dari daerah kumuh?” Tidak semua maju, namun tetap banyak yang maju.

“Berapa diantara kalian yang kenal seseorang yang pernah masuk penjara anak-anak?” Hampir seluruh muridnya maju serentak. Dan,beberapa anak mulai menunjukkan keheranannya, terlihat jelas dari wajah mereka.

“Berapa diantara kalian yang pernah masuk penjara anak-anak?” Sedikit yang maju, namun lama kelaman ternyata hampir seluruh murid.

“Berdirilah di garis ini, jika ada temanmu yang telah meninggal dunia dalam kekerasan geng!” Seluruh murid kembali mendekati garis tersebut dan beberapa yang musuh bebuyutan tampak berdiri saling berhadapan.

Konon sejak hari itu, pertikaian sesama murid di panti asuhan tersebut cenderung semakin menurun karena mereka mulai menyadari bahwa kehidupan yang keras, pedih dan kejam yang terpaksa mereka jalani bukanlah milik mereka sendiri, melainkan hampir semua penghuni panti disana dan  masih banyak saudara-saudara senasib  yang masih  dijalanan.

***

Ketika hidup memberi 100 alasan tuk jatuh & menangis, tunjukkan pada hidup bahwa kamu memiliki 1000 alasan untuk bangkit & tersenyum.

Kembali pada IEQ, Sahabat akan diajak untuk ber-Empati dengan orang lain, membuat Hati Sahabat menjadi sejuk dan hidup Sahabat akan lebih tenang dan bahagia. Hanya kegagalan ber-Empati lah yang membuat seseorang melakukan berbagai kriminal, penipuan, penghianatan,  pertengkaran bahkan anarkis terhadap sesamanya secara sia-sia.

Ada nasihat dari Sahabat saya yang sering terdengar sampai sekarang:

"Sahabat adalah seseorang yg mengerti ketika kamu bersedih. Ia tetap bersamamu disaat duka, karena ia begitu PEDULI."  


“Sahabat sejati adalah mereka yg selalu menemani sedihmu, dan selalu berusaha tuk tidak menjadi alasan kamu bersedih."


"A true friend is one soul in two bodies." - Aristotle

Friday, June 8, 2012

Genggaman Tak Berharga

Dalam perjalanan hidup setiap orang, pastilah ia akan melangkah sesuai dengan pegangan atau prinsip hidupnya. Akan tetapi, yang menjadi permasalahannya apakah hal yang dipegang tersebut berpadanan dengan kebenaran Tuhan? Jika tidak, alangkah bijaknya kita rela melepaskan pegangan atau prinsip tersebut dari kehidupan kita.

Suatu kali, ada seorang anak laki laki yang kedapatan sedang bermain main dengan sebuah vas bunga yang sangat mahal. Anak ini memasukkan tangannya kedalam vas itu, namun ia tidak bisa menariknya keluar. Ayahnya berusaha dengan keras untuk menolongnya, namun semua usaha mereka jadi sia-sia. Keduanya murung karena tidak rela memecahkan vas bunga yang indah itu, lalu sang Ayah menarik nafas dan berkata,

“Sekarang anakku, kita coba sekali lagi. Buka tanganmu, dan luruskan jari jarimu seperti yang Ayah lakukan, lalu tarik.”

Jawaban yang mengejutkan ayahnya adalah si Anak menjawab,

“Tidak, Ayah. Saya tidak mungkin meluruskan jari-jari saya seperti yang telah Ayah. Jika saya melakukannya, saya akan menjatuhkan koin saya!!! Saya tidak mau hal ini terjadi.”

Seperti anak kecil tersebut, kebanyakan dari kita sering bertindak seperti itu. Kita begitu sibuk memegangi recehan yang tidak berharga namun telah begitu merampas kebebasan kita selama ini. Terkadang kehidupan dalam Dosa pun dianggap sebagai “suatu harta yang berharga” yang sesungguhnya telah membutakan Mata Batin kita. Padahal sebagai orang yang tunduk dan percaya dan setia didalam Tuhan, kita telah dimerdekakan dari segala bentuk kutuk dosa namun yang menjadi kesulitannya adalah ketika kita tidak rela melepaskan yang telah kita anggap berharga dan kita lebih memilih untuk hidup dalam kesesakan yang sesat hanya karena ikatan dosa yang memberikan kenikmatan sesaat yang sesat.

Adalah hal yang sulit jika kita harus rela melepaskan prinsip duniawi dan sesuatu yang telah menjadi pegangan atas hal hal yang terlanjur kita sukai dan kita anggap berharga dalam kungkungan dosa. Akan tetapi yang namanya sulit pun bukan berati tidak bisa. Tuhan bersabda bahwa kuasa dalam diri kita yang telah kita terima dari Tuhan itulah yang memampukan kita untuk melepaskannya sehingga kita bebas dari belenggu dosa.

Konon ada cerita, setelah masyarakat Indonesia memakai NARCIS abis, ternyata yang namanya Setan pun pada akhirnya mengeluh dan mengelus dada karena semua peran, tugas, tanggungjawab, dan wewenangnya telah diambil alih masyarakat Indonesia yang Narcis. Selanjutnya Setan bertanya dengan gundahnya,

"Ada pesaing berat nih... Apa mulai sekarang saya harus alih profesi? By the way, sebagai Setan di Indonesia bikin Dosa aja udah sulit apalagi bikin Pahala!"

Kemabli ke topik bahwa kemerdekaan sejati akan menjadi milik Sahabat jika Sahabat berani melepaskan genggaman tersebut yang tidak berharga di Mata Tuhan dan Sahabat mau kembali membuka pintu Hati Sahabat seluas-luasnya.

Semua kembali ke diri Sahabat, ya kembali kepada diri Sahabat karena dengan IEQ maka kuasa tersebut membuat pilihan dan putusan ada di tangan Sahabat sendiri, apakah mau melepaskan yang cuma membuat kegaduhan dan memberi kenikmatan sesaat yang sesat pula  atau tidak. Begitulah kehidupan Sahabat, bisa menjadi lebih baik pada saat Sahabat menyerahkan bejana hidup Sahabat ke Tangan Tuhan, dengan cara melepaskan genggaman yang Sahabat anggap berharga namun bertentangan dengan pandangan Tuhan, lalu Sahabat mulai komitmen dan tanggungjawab menjalani kehidupan yang baik dan benar dalam ikatan Kasih kepada Tuhan, sesuai dengan  Hati Nurani Sahabat.

Thursday, June 7, 2012

Virus Kemarahan


Kemarahan seseorang mempunyai  sifat yang bisa dengan cepat menular. Karena alasan inilah, Tuhan memperingatkan kita semua agar tidak bersahabat dan tidak berhubungan bisnis dengan seorang yang memiliki Emosi Labil. Kesulitan dalam mengendalikan amarahnya alias mudah meluapkan amarahnya sekaligus anarkis.

Suatu kali, kita sebut saja Budi mengadakan perjalanan untuk berburu dengan Udin. Mereka pergi ke perternakan teman Budi yang biasa memberi izin berburu di peternakannya. Akhirnya mereka tiba dan Budi meminta Udin menunggu sebentar di mobil sementara Budi meminta izin pada sahabatnya. Sahabatnya pun memberi izin tetapi dengan satu permintaan,

“Saya memiliki satu keledai peliharaan yang sudah buta di kandang. Saya tidak tega melihatnya menderita dan saya ingin mengakhiri penderitaannya, maukah kau menembaknya untukku?” pinta sahabatnya penuh harap.

Budi pun menyetujuinya. Saat Budi kembali ke mobil, ia pura pura marah dan membanting pintu sampai tertutup.

“Ada apa?” tanya Udin.

Budi menggeram, “Kawanku tiba-tiba tidak mengizinkan kita berburu di peternakannya. Aku jengkel dan aku akan pergi ke kandangnya untuk menembak salah satu keledainya sebagai pelajaran untuknya”.

Budi mengendarai mobil menuju kandang tersebut seperti layaknya orang gila saja. Udin yang bersamanya pun merasa ngeri dan berteriak,

”Kita tidak dapat melakukannya, bro.”

“Oh ya, Coba lihat saja nanti” jawab Budi sambil tetap menyetir dengan cepat.

Setibanya di kandang, Budi melompat dari mobil dengan senapannya dan berlari ke dalam dan langsung menembak mati keledai tersebut. Akan tetapi saat ia meninggalkan kandang tersebut, ia mendengar dua tembakan lagi. Budi berlari ke arah tembakan dan menemukan Udin juga telah mengeluarkan senapannya.

“Udin, apa yang kau lakukan?” teriak Budi dengan kaget.

“Kita tunjukkan pada orang brengsek itu, aku baru saja membunuh dua dari sapi-sapinya!” balas Udin dengan wajah kemarahan.

Budi pun akhirnya mengelus dadanya... Ya Tuhan...

***

Ya, begitu cepat virus kemarahan menular. Tidak perlu menunggu waktu berhari hari untuk menulari dalam hitungan menit pun ia sudah tersebar.

Terkadang tanpa disadari kita pun sering bersikap seperti Udin. Emosi kita mudah terpancing dan tersulut dengan situasi yang memicu sekaligus memacu kita untuk kesal. Ujian bagi Kontrol Diri tidak akan mendatangi kita dalam situasi yang relatif tenang dan damai.

Ya, dalam situasi kondisi tenang, semua orang mudah mengendalikan dirinya, akan tetapi tidak demikian halnya dalam situasi-situasi yang sulit, waktu yang sempit dan melibatkan emosi. Berbeda dengan emosi-emosi lainnya seperti galau, gelisah, sedih, atau kecewa dan masih banyak lainnya. Kemarahan selalu mengandung letupan-letupan emosi dan gairah tersendiri dalam melampiaskannya.

Ya, emosi aktif dan umumnya selalu mendorong orang untuk melakukan tindakan. Hal ini berbeda dengan emosi negatif lainnya yang cenderung pasif dalam bereaksi.  Ketika Emosi kita memuncak, bisa menjadi sumber malapetaka karena saat emosi tersebut bermain maka Intelektual kita tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya dan Kesadaran kita pun jauh menurun dititik terendah, selanjutnya tindakan kita pun bisa irasional dan mungkin akan sangat kita sesali di kemudian hari.

Kemarahan yang memuncak sangatlah berbahaya karena kita bisa kehilangan satu milik kita yang cukup berharga yaitu CHOICE, saat dipuncak kemarahan seolah olah tidak ada pilihan lain, yang ada Cuma membalas...pilihan lainnya seakan-akan telah tertutup. Hmm...hasilnya hanya satu yaitu Penyesalan yang mendalam dan tak berkesudahan.

Akan tetapi IEQ mengingatkan dan mengajak Sahabat untuk tidak lekas gusar dan marah bahkan anarkis bagaimanapun keadaannya. Dr. Frank Minith berkata bahwa kemarahan mengurangi  limphocytes dalam tubuh kita, yang menyebabkan menurunnya antibodi yang diperlukan untuk memerangi penyakit penyakit  menular. Untuk itu sangatlah Bijak, jika kita biasa bersikap tenang dalam menyikapi keadaan yang panas.

Untuk bisa menghindari kemarahan dengan cepat, ada baiknya kita memperhatikan keadaan yang sebenarnya dan informasi yang akurat sehingga kita bisa memilih solusi maupun antisipasinya. Dengan menggunakan,  “IEQ”  kita tidak akan lekas gusar saat mendengar suatu perkataan,  keadaan yang membuat kita jengkel, semisal ada teman yang tiba-tiba melupakan janjinya (Ada pesan: Jangan menjawab ketika Sahabat dalam Kemarahan dan Jangan membuat Janji ketika Sahabat dalam Kesenangan) sebaliknya kita selalu SADAR, lalu sabar dalam menemukan solusi dan antisipasi yang dibutuhkan saat itu, disisi lain kita akan sehat badan maupun pikiran dan jauh dari kesesatan dan kegaduhan apalagi Anarkis. Hal ini akan membuat orang lain senang bersahabat dengan kita.

Sejujurnya, tidak ada orang yang suka bergaul dengan pemarah, bahkan sesama pemarah pun tidak saling suka. Untuk itu, marilah Sahabat semua, mulai sekarang dan seterusnya mau membentengi Hati agar sehat dengan kacamata Empati, kalaupun terpaksa marah...marah lah sesaat, marah pada orang yang tepat dengan kadar yang sesuai (jangan overdosis), pada waktu yang pas, untuk tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik.

Kalau Cuma maunya marah-marah, gampang...siapapun bisa...!! Saya mau berbagi tips untuk Sahabat agar diingat bila Sahabat ingin marah, Master Key nya adalah SPP, artinya Stop..Pikir..Pilih
Sahabat selamat mencoba...8)

Wednesday, June 6, 2012

Rumah Impian

RUMAH IMPIAN.
Dikisahkan disuatu daerah yang ijo royo-royo gema ripah lho jinawi, ada seorang anak kecil yang tinggal disebuah rumah sederhana. Dari rumah mereka yang sederhana, ia sering melihat ke seberang sungai dimana ada sebuah rumah besar yang jendelanya seperti emas yang berkilau takkala diterpa sinar mentari. Anak kecil ini berpikir, alangkah bahagianya jika ia hidup dan dibesarkan dirumah mewah dengan jendela emas pula. Disisi lain, sekalipun si anak kecil tinggal dirumah yang sederhana, sesungguhnya ia tetap bahagia karena telah dibesarkan oleh kedua orang tuanya dengan penuh cinta kasih. Hanya saja hati kecilnya tidak bisa menghapus keinginan untuk bisa tinggal dirumah besar dengan jendela emas itu. Mimpi itu terus ia simpan hingga ia beranjak remaja.

Suatu hari si anak remaja ini kembali minta izin kepada orang tuanya untuk pergi melihat rumah berjendela emas itu. Singkatnya setelah berupaya meyakinkan orang tuanya, akhirnya anak remaja tersebut diizinkan dengan syarat yaitu ia harus sudah tiba dirumah sebelum jam makan siang. Dengan gembira,  segera si anak remaja mengarahkan kano nya beranjak menuju rumah impiannya. Setelah berusaha yang cukup kuat, si anak remaja sampai juga di rumah berjendela emas tersebut. Awalnya, ia sangat senang, akan tetapi beberapa saat kemudian ia menjadi kecewa, ya sangat kecewa, karena rumah yang dari jauh dilihatnya sangat sempurna ternyata sangat kotor bahkan tidak terawat. Lebih kecewa lagi, jendelanya pun ternyata bukan terbuat dari emas, hanya dicat warna kuning emas saja. Rumah itu tidak terawat karena penghuninya jorok dan kotor.

Si anak remaja segera saja memutar tubuhnya untuk pulang, akan tetapi dari tempat ia berdiri, ia melihat jauh disana, ada sebuah rumah yang menarik hatinya. Ya, rumah itu adalah rumah tempat ia dilahirkan dan dibesarkan selama ini. Rumahnya walaupun terlihat mungil sebenarnya punya halaman yang luas,  dan kini baginya rumah mungil tersebut adalah rumah idaman. Si anak remaja akhirnya menyadari bahwa selama ini ia telah hidup di rumah dengan “jendela emas” yang diimpikannya, ya rumah yang penuh dengan segala kehangatan dan cinta kasih dari orang tuanya yang tanpa batas dan tanpa syarat pula. Semua yang ia impikan, sesungguhnya ada didekatnya namun karena  ia sementara terbius oleh rumah lain sehingga ia tidak menyadari rumahnya sendiri. Orang yang fokus kepada benda yang jauh darinya tentu tidak akan menikmati benda benda indah yang ada disekelilingnya namun jika ia fokus pada segala sesuatu yang ada disekelilingnya, maka ia tidak akan mudah tergiur dengan benda lain yang jauh dari jangkauannya dan palsu pula.

***

Sahabat akan bahagia jika Sahabat telah memusatkan perhatian Sahabat kepada apa yang telah Sahabat miliki dan Sahabat membandingkan kemampuan Sahabat dengan keberhasilan Sahabat sendiri, dari hari ke hari, dan mulailah dari sekarang. Waktu ,mengubah semua hal, kecuali Sahabat.

Kita mungkin menua dengan berjalanannya waktu,
tetapi belum tentu bijaksana.
Sahabatlah-lah yang harus mengubah diri Sahabat sendiri.

Dengan demikian, ide lain yang muncul hanyalah bagaimana kita menjalin kerjasama dengan mereka yang sudah meraih kesuksesan itu dan maju bersama sama.

Pola pikir seperti ini mencerminkan Sahabat memiliki kecerdasan emosi yang berkelimpahan dan telah memberi rasa aman, nyaman  sejahtera lahir batin.

"Jangan menyerah atas hal yg telah Sahabat yakini benar meskipun terlihat mustahil. Tuhan akan berikan jalan. Jadilah pribadi yg BERANI."

Sahabat tetap yakin dan tetapkan melangkah walau kata orang lain tidak mungkin... Mau ?

Life is Beautiful.

Saya memiliki tiga rumpun mawar yang indah di halaman rumah. Setiap rumpun akan menghasilkan bunga mawar yang besar dan indah. Rumah saya pun dipenuhi oleh semerbak wangi bunga mawar yang menyegarkan. Bunga bunga itu tampak menyinarkan cahaya keemasan dan saya sangat suka bila melihatnya, namun suatu kali saya memangkas bunga bunga tersebut. Memang terlihat seperti langkah mundur. Setelah semua selesai dipangkas, saya melihat tunggul tunggul bunga itu sambil berharap segera tumbuh kembali seperti semula. Ternyata benar, mawar itu tumbuh mekar kembali.

Dalam hidup ini ada kalanya Sahabat dihadapkan dengan keadaan keadaan yang seolah olah membawa Sahabat pada Kemunduran, tetapi sebenarnya itulah saat dimana Tuhan sedang memangkas perkara yang tidak baik dan merajut suatu Keindahan didalam kehidupan Sahabat. Dan memang seperti itulah Kehidupan. Mari Sahabat perhatikan bersama, bila hidup diibaratkan seperti tarian, pernahkah Sahabat berpikir bahwa gerakan yang indah hanya tercipta bila tarian merupakan paduan gerakan maju, mundur yang dibalut dengan putaran lompatan yang terangkai dengan luwes? Demikianlah setiap pengalaman kehidupan Sahabat, ada saatnya Sahabat  harus mundur dan maju. Hanya, diperlukan seni untuk membuatnya menjadi sebuah tarian yang indah.

Saat Sahabat telah berhasil ke karier yang lebih tinggi, bertumbuh dalam potensi, mampu menolong mereka yang kesulitan, semakin mengasihi terhadap sesama, hidup penuh ucapan syukur, persahabatan bertumbuh di hati, tersenyum mengawali hari dan masih banyak hal lain yang membuat Sahabat mencapai Kebahagiaan, dan semuanya itu telah menjadi rangkaian gerakan untuk maju kedepan yang terkadang bahkan disertai dengan lompatan yang menjulang tinggi.  Akan tetapi, perlu disadari bahwa gerakan tari yang baik juga ada langkah mundur, bagaimana ini bisa terjadi?? Ya, ada saat Sahabat menyeberangi sungai-sungai kemustahilan yang membuat Sahabat merasa tidak berdaya atau bahkan hancur, saat Sahabat berhadapan dengan orang orang yang tidak mau menerima Sahabat bahkan menolak Sahabat, kehilangan orang yang Sahabat kasihi, saat air mata membasahi hidup Sahabat. Saat semua sisi dalam kehidupan Sahabat tertutup untuk dijalani, ini adalah saat sebuah lompatan mundur menjadi sebuah gerakan yang terpaksa terjadi. Tetapi syukur bagi Tuhan bahwa setiap gerakan langkah hidup Sahabat, selalu ada dalam pengamatannNYA dan semua gerakan itu menjadikan hidup Sahabat  semakin dewasa.

Tidak selamanya Kemunduran yang terjadi itu membawa kejelekan, untuk itu Sahabat semua jangan pernah kecewa menghadapi kemunduran dan kegagalan hidup. Dengan Mata Batin dan Hati Nurani, mari Sahabat melihat bahwa banyak hal-hal yang dapat dipelajari dibalik setiap penderitaan. Keindahan dunia pun bukanlah terletak pada dunianya, melainkan dari sikap Sahabat dalam menyikapi setiap kejadian didunia. Dan kemunduran dalam hidup Sahabat dapat merupakan ancang-ancang untuk Sahabat melompat jauh kedepan, asalkan Sahabat bersama ”IEQ”.

Ketika Sahabat  bertemu kembali teman yang pernah menghianati atau menipu Sahabat, maka berterima kasihlah pada Tuhan dan Hidup itu Indah, karena jika bukan karena dia, hari ini Sahabat mungkin tak pernah memahami betapa berartinya sebuah kesetiaan.

Membenci seorang teman yang telah menjadi penghianat atau penipu pun, ibarat Sahabat sedang meminum racun yang mematikan tapi berharap teman tersebut yang Sahabat benci menjadi mati karenanya,  padahal racun tersebut justru membunuh tubuh & keimanan Sahabat secara perlahan-lahan dan pasti. So… yuk  mendingan temenan sebanyak-banyaknya dengan yang Bijaksana alias yang menggunakan IEQ, jadi nambah tali persaudaraan sekaligus nambah pahala… Belum terlambat kok, memilih bukan sok pilih, kawan berbeda dengan lawan. Ada baiknya Sahabat meneliti siapa yang layak menjadi kawan.

"Sahabat tidak bisa kembali ke masa lalu untuk mengubah sebuah awal yg buruk, namun Sahabat bisa membuat akhir yg indah, mulai saat ini...yuuuk"

Tuesday, June 5, 2012

Sekelumit Dibalik Program “Kembali Gunakan Indonesian Emotion Quotient (IEQ)"

Masih menyambung tulisan saya yang sebelumnya, program kembali menggunakan Indonesian Emotion Quotient (IEQ) adalah sebuah rangkaian program Kepedulian untuk meningkatkan Kecerdasan Emosional Sahabat Indonesia. Mengapa kita membutuhkan Kecerdasan Emosional?

Memang ada banyak jenis kecerdasan yang telah berkembang selama ini, akan tetapi satu satunya Kecerdasan yang terkait dengan Karakter dan bagaimana kita merespon terhadap berbagai situasi yang dihadapi, hanya Kecerdasan Emosional yang adanya di dalam diri Sahabat.

Saya percaya bahwa potensi Sahabat Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, masih sangat terbuka lebar, sayangnya tenaga dan sumber daya manusia kita masih belum banyak yang mengoptimalkan potensi pribadinya, dengan mental dan kemampuan interpersonal yang baik melalui kompetensi Kecerdasan Emosional.

Dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa Kecerdasan Emosional yang ada di dalam pribadi luhur Sahabat, berpengaruh sekitar 80% terhadap kesuksesan Sahabat, yang masih belum banyak kita sadari dan kembangkan di masyarakat kita. Dan lebih disayangkan lagi, justru mereka-mereka yang selalu menggunakan dengan banyak IEQ tersebut, malahan mereka tidak banyak mendapat kesempatan dan akses belajar, inilah antara lain mengapa bangsa kita sulit berubah, atau tidak mau berubah, yang mana hal ini masih diperparah dengan yang namanya Kenyamanan sesaat yang sesat, Mental Blok dari pengaruh luar, baik yang disadari maupun tidak disadarinya.

Dengan melihat dan menyadari fakta-fakta yang berkembang belakangan ini, sejak beberapa waktu yang lalu, saya mulai menulis Program IEQ, bekerjasama dengan para pihak yang sungguh- sungguh mempunyai Kepedulian untuk kemajuan bangsa dan melakukan Kampanye akan pentingnya peran IEQ untuk keberhasilan hidup segenap masyarakat luas Indonesia pada umumnya, dan Program ini telah saya mulai dengan mengedukasi Sahabat dan masyarakat secara Gratis.

Intinya bahwa Program kembali gunakan IEQ, mempunyai tujuan mengajak siapapun dan semua kelompok masyarakat, bagi kemajuan dan penentu standar masyarakat kita, yang selama ini telah kita abaikan, atau luput dari perhatian kita semua. Mari kita bersama, siapapun Sahabat, para pekerja bangsa yang melayani kepentingan publik secara luas, para tenaga pendidik, guru, pembina disable, para dosen, juga para aparat pemerintahan, serta para petugas pelayanan umum, seperti listrik, air,telepon dan sebagainya, untuk dapat menciptakan standar kehidupan masyarakat kita. Agar semakin baik dari hari ke hari, walaupun kemarin-kemarin Sahabat  telah dilupakan, yang hanya diingat takkala ada permasalahan terkait yang muncul, namun disaat normal, umumnya kembali dilupakan.

Pada akhirnya, Program ini diharapkan akan menjangkau seluruh masyarakat bangsa Indonesia diberbagai tempat, bahkan pelosok negeri di seluruh Nusantara.

Program ini akan terus-menerus berkelanjutan, hanya melalui program semacam ini, Sahabat semua diharapkan,  akan membuat semakin banyak anggota masyarakat yang sadar, dan semakin sadar akan pentingnya, IEQ selain kecerdasan akademik yang selama ini sering kali dijadikan parameter kesuksesan. Saya sendiri berharap dengan semakin meningkatnya level  “IEQ”, maka semakin banyak masalah Sahabat yang dapat diselesaikan secara Bijak, bukan Cuma anarkis seperti sekarang ini. Saya percaya bahwa Sahabat selalu memiliki IEQ dan mau menggunakannya dalam setiap kehidupannya, mari Sahabat diskusikan dan turut serta menyebarkan pentingnya IEQ ke semua Sahabat lainnya.
Mari Sahabat dukung Program kembali menggunakan IEQ, secara Gratis, mudah dan tanpa efek samping dalam kehidupan Sahabat sehari hari dengan penuh “Kejujuran”..Baik ya..!!  (Tak lupa saya berterimakasih kepada semua pihak yang telah turut  mendukung Program kembali menggunakan Indonesian Emotion Quotient (IEQ) untuk Indonesia.)