"Nak, itu burung apa yang berdiri di sana?"
Si anak menjawab dengan sopan, "Bangau, ma..."
Tak lama kemudian Si Ibu bertanya lagi.
"Nak, itu yang warna putih burung apa?"
Sedikit mulai kesal Anaknya menjawab, "Ya bangau, ma!"
Kemudian ibunya kembali bertanya, "Nak, lantas itu burung
apa?" Ibunya menunjuk burung bangau tadi yang sedang terbang.
Dengan nada kesal si anak menjawab, " Ya bangau, mama! Kan
sama saja! Memangnya mama tidak lihat dia terbang?!"
Air menetes dari sudut mata si mama sambil berkata pelan,
"Nak, dahulu 26 tahun yang lalu aku memangku kamu, dan menjawab pertanyaan
yang sama untuk mu sebanyak 10 kali... Sedang saat ini aku hanya bertanya 3 kali, tapi kamu membentak ku 2 kali... "
Si anak terdiam... Lalu memeluk mamanya.
***
Pernahkah kita memikirkan apa yang telah diajarkan oleh seorang
Mama kepada kita?
Sayangilah Mama/Ibu-mu dengan sungguh-sungguh, karena Surga berada
di telapak kaki Ibu.
Mohon ampunan jika kamu pernah bahkan sering menyakiti hati Ibumu.
Dan teruskan kepada Orang-orang yang perlu membaca renungan ini.
Pernah kita memarahi dia?
"Pernah!"
Pernah kita cuekin dia?
"Pernah!"
Pernah kita mikir apa yang dia pikirkan?
"Nggak,"
Sebenernya apa yang dia Pikirkan?
TAKUT.
- Takut tidak bisa melihat kita senyum, nangis atau ketawa lagi.
- Takut tidak bisa mengajar kita lagi...
Semua itu karena waktu dia singkat.
Saat mama/papa menutup mata, tidak akan lagi ada yang cerewet.
Saat kita menangis memanggil-manggil dia, apa yang dia balas? Dia cuma terdiam.
Saat kita memberi dia materi, apa yang dia ambil? Dia cuma terdiam.
Tapi bayangannya dia tetap di samping kita dan berkata,
"Anakku jangan menangis, mama/papa masih di sini. Mama/papa selalu sayang
kamu,"
Saya tidak berbagi pengetahuan, saya hanya ingin mengajak perilaku
sahabat agar sama dengan Indonesian Emotion
Quotient (IEQ) milik Nenek
Moyang kita kepada sahabat semua. Kita mulai dari diri kita sendiri dahulu,
mulai dari hal yang paling mudah. Mulai dari sekarang, yuk! ;]
No comments:
Post a Comment