If you get serious, you get stupid. Laughter is the close distance between two person.

Thursday, August 9, 2012

“Delay Habit"


Pada suatu hari, hiduplah seorang anak di kota besar. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia dan sejahtera, bersama orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia tidak pernah mensyukuri betapa indahnyanya kehidupan yang ia miliki.
 
Ia terus bermain, menggangu
sanak keluarganya kalau mereka tidak mau bermain apa yang dia ingin main. Dan, ketika ia salah dan di minta maaf, ia selalu berkata,

"Nanti saja deh, besok kan masih bisa."

Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Ia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, kembali ia nggak pernah mensyukurinya. Semua begitu saja dijalaninya sehingga ia anggap semua sudah sewajarnya.

Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun ia tahu itu salahnya ia, tapi tidak tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasan dia,

"Tidak apa-apa, besok kan masih keburu."

Ketika ia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun ia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena ia masih punya banyak teman baik yang lain. Ia dan teman-temannya hampir melakukan segala sesuatu bersama-sama, makan, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.

Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Ia ketemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik dan segera ia menjadi pacarnya. Ia begitu sibuk dengan kerjanya, karena ia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tentu, ia rindu sama teman-temannya. Tapi ia tidak pernah lagi menghubungi mereka lagi, bahkan lewat telepon. Ia selalu berkata,

"Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka."

Ini tidak terlalu mengganggu ia karena ia punya teman-teman sekerja selalu mau diajak keluar. Jadi, waktu pun berlalu, ia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya. Setelah ia menikah dan punya anak, ia bekerja lebih keras agar dalam membahagiakan keluarganya. Ia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Tapi, itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya. Tentu, kadang-kadang ia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya,

"Aku cinta kamu," tapi dia tidak pernah melakukannya.

Alasan dia,

"Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya."

Ia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi ia tidak tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.

Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya mengalami kecelakaan, ditabrak lari. Tapi hari itu, ia sedang ada rapat. Ia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, ia baru datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata "Aku cinta kamu," istrinya meninggal. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba mencari menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya.

Tapi, ia baru sadar bahwa anak-anaknya sudah tidak peduli bahkan anak- anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya. Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing di tempat lain. Tidak ada yang peduli sama orang tua ini, yang di masa lalunya ia tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka. Ia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik dengan uang yang dia simpan untuk perayaan pernikahan ke 50, 60, dan 70 dia dan istrinya.

Semua uang itu sebenarnya untuk dipakai pergi jalan-jalan bersama Istri dan anak-anaknya ke Hawaii, New Zealand, dan negara- negara lain, tapi kini dipakai untuk membayar biaya tinggal dia di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai ia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya.

Ia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Saat ia mau meninggal, ia memanggil seorang suster dan berkata padanya,

"Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu...."

Dan ia meninggal dengan airmata di pipinya.

***

Apa yang saya ingin coba sampaikan pada Sahabat, waktu itu nggak pernah berhenti, berjalan satu arah dan tidak bisa kembali. Sahabat terus bergerak maju dan maju, sebelum Sahabat sadar itu, Sahabat telah maju melaju terlalu jauh. Jika Sahabat  bertengkar, segera berbaikanlah! Jika Sahabat merasa ingin mendengar suara teman Sahabat, jangan ragu-ragu untuk meneleponnya dengan segera.

Sahabat adalah yang mengerti ketika sahabat lainnya bersedih. Ia tetap bersamanya disaat duka, karena ia PEDULI. Jadilah Sahabat sejati yang selalu menemani sedih sahabat lainnya, dan selalu berusaha untuk tidak menjadi alasan sahabatnya bersedih.

Sahabat sejati bukanlah yang selalu bisa membuat semua masalah sahabatnya menghilang, tapi ia yang tidak akan menghilang saat sahabatnya memiliki atau ditimpa masalah. Dan Sahabat punya 1 Hati yang selalu mengerti dan memberi...

Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika Sahabat merasa ingin bilang sama seseorang bahwa Sahabat sayang dia, jangan ditunda, lakukan seketika, jangan tunggu sampai terlambat. Jika Sahabat terus pikir bahwa Sahabat baru akan memberitahu dia pada hari berikutnya, hari itu belum tentu datang...esok adalah misteri, lebih baik Sahabat nikmati sekarang, hari ini, hadiah dari Tuhan untuk Sahabat...;) 

No comments:

Post a Comment