If you get serious, you get stupid. Laughter is the close distance between two person.

Monday, August 13, 2012

“Garis Tangan dan Campur Tangan Tuhan”


Dikisahkan ada seorang pengembara yang sangat ingin melihat pemandangan yang ada di balik suatu gunung yang amat tinggi. Maka dibuatlah perencanaannya lalu disiapkanlah segala peralatannya dan berangkatlah ia ke gunung tersebut.

Karena begitu beratnya medan yang harus ia tempuh dan cuaca yang kurang bersahabat, segala perbekalan dan perlengkapannya pun habis. Akan tetapi, karena
begitu besar keinginannya untuk melihat pemandangan yang ada di balik gunung itu, ia terus melanjutkan perjalanannya.

Sampai suatu ketika, ia menjumpai semak belukar yang sangat lebat dan penuh duri. Tidak ada jalan lain selain ia harus melewati semak belukar itu. Pikir pengembara itu, “Wah, jika aku harus melewati semak ini, maka kulitku pasti akan robek dan penuh luka. Tapi aku harus melanjutkan perjalanan ini.” Maka pengembara itupun mengambil ancang-ancang dan ia menerobos semak itu. Ajaib, pengembara itu tidak mengalami luka goresan sedikitpun. Dengan penuh sukacita, ia kemudian melanjutkan perjalanan dan berkata dalam hati “Betapa hebatnya aku. Semak belukarpun tak mampu menghalangi aku.”

Selama hampir 2 jam lamanya ia berjalan, tampaklah di hadapannya kerikil-kerikil tajam berserakan untuk menghadang perjalanannya. Dan tak ada jalan lain selain dia harus melewati jalan itu. Pikir pengembara itu untuk kedua kalinya “Jika aku melewati kerikil ini, kakiku pasti akan berdarah dan terluka. Tapi aku tetap harus melewatinya.” Maka dengan segenap tekadnya, pengembara itu berjalan. Ajaib, ia tak mengalami luka tusukkan kerikil itu sedikitpun dan tampak kakinya dalam keadaan baik-baik saja. Sekali lagi ia berkata dalam hati, “Betapa hebatnya aku. Kerikil tajampun tak mampu menghalangi jalanku.”

Pengembara itupun kembali melanjutkan perjalanannya. Saat hampir sampai di puncak gunung itu, ia kembali menjumpai rintangan lainnya. Batu-batu besar dan licin menghalangi jalannya, dan tak ada jalan lain selain dia harus melewatinya. Pikir pengembara itu untuk yang ketiga kalinya, “Jika aku harus mendaki batu-batu ini, aku pasti akan tergelincir dan tangan serta kakiku akan patah. Tapi aku ingin sampai di puncak itu. Aku harus melewatinya. ” Maka pengembara itupun mulai mendaki batu itu dan ia…tergelincir. . Aneh, setelah bangkit, pengembara itu tidak merasakan sakit di tubuhnya dan tak ada satupun tulangnya yang patah. “Betapa hebatnya aku. Batu-batu terjal inipun tidak dapat menghalangi jalanku.”

Maka, iapun melanjutkan perjalanan dan sampailah ia di puncak gunung itu. Betapa sukacitanya ia melihat pemandangan yang sungguh indah dan tak pernah ia melihat yang seindah ini. Akan tetapi, saat pengembara itu membalikkan badannya, tampaklah di hadapannya sosok manusia yang penuh luka sedang duduk memandanginya. Tubuhnya penuh luka goresan dan kakinya penuh luka tusukan dan darah. Ia tak dapat menggerakkan seluruh tubuhnya karena patah dan remuk tulangnya.

Berkatalah pengembara itu dengan penuh iba pada sosok penuh luka itu, “Mengapa tubuhmu penuh luka seperti itu? Apakah karena segala rintangan yang ada tadi? Tidak bisakah engkau sehebat aku karena aku bisa melewatinya tanpa luka sedikitpun? Siapakah engkau sebenarnya?”

Jawab sosok penuh luka itu dengan tatapan penuh kasih, “Aku adalah Tuhanmu. Betapa hatiKu tak mampu menolak untuk menyertaimu dalam perjalanan ini, mengingat betapa inginnya engkau melihat keindahan ini. Ketahuilah, saat engkau harus melewati semak belukar itu, Aku memelukmu erat supaya tak satupun duri merobek kulitmu. Saat kau harus melewati kerikil tajam, maka Aku menggendongmu supaya kakimu tidak tertusuk. Ketika kau memanjat batu licin dan terjatuh, Aku menopangmu dari bawah agar tak satupun tulangmu patah. Ingatkah engkau kembali padaKU?”

Pengembara itupun terduduk dan menangis tersedu-sedu. Untuk kedua kalinya, Tuhan harus menumpahkan darahNya untuk suatu kebahagiaan manusia. Kadang, kita lupa bahwa Tuhan selalu menyertai dan melindungi kita. Kita lebih mudah ingat betapa hebatnya diri kita yang mampu melampaui segala rintangan tanpa menyadari bahwa Tuhan telah bekerja di sana .

Dan sekali lagi, Tuhan terus berkorban untuk keselamatan kita. Maka, sepertinya Tuhan yang tidak mampu menolak untuk menyertai anakNya, dapatkah kita juga tak mampu menolak segala kasihNya dalam perjalanan hidup kita dan membiarkan tanganNya bekerja dalam hidup kita?

Terkadang Sahabat  perlu untuk menjauhkan diri sejenak agar dapat  melihat sesuatu dengan jelas.  Hidup adalah 10% dari apa yang terjadi pada diri Sahabat  dan 90% bagaimana Sahabat  menyikapinya.  Mengatakan seseorang  jelek tidak otomatis membuat Sahabat lebih cantik. Jika saja Sahabat  benar-benar ingin melakukan sesuatu, Sahabat pasti  menemukan jalan  dan ada campurtangan TUHAN ditengah kesulitan Sahabat namun jika tidak, Sahabat  akan membuat berbagai  alasan.

Jangan terlalu mendengarkan apa yang dikatakan orang kepada Sahabat, tetapi tontonlah apa yang mereka lakukan kepada Sahabat. Gunakan Hati Sahabat untuk mendengar kata-kata Tuhan yang perlahan bahkan nyaris tidak terdengar telinga biasa namun terdengar jelas di Hati Sahabat...

No comments:

Post a Comment