If you get serious, you get stupid. Laughter is the close distance between two person.

Monday, June 18, 2012

Believe to GOD


Ada seorang pendaki gunung yang ingin membuktikan ketangguhannya. Setelah beberapa tahun berlatih, ia merasa yakin dengan kemampuannya untuk mengatasi segala rintangan didalam mendaki gunung.

Dalam sebuah pendakiannnya bersama lima orang temannya, ia memutuskan untuk meneruskan pendakian terlebih dahulu sementara teman-temannya masih lelap tertidur. Meskipun mendaki gunung pada malam hari sangatlah tidak lazim, masih ditambah pula dengan seorang diri, namun ia tetap bersemangat. Ia membawa tali dan pengait di punggungnya ketika ia naik dan cahaya rembulan membantunya cepat naik keatas. Rasa percaya dirinya semakin besar ketika semakin mendekati puncak, tapi sayangnya, kabut tebal mulai nampak disekitarnya. Cuaca tiba tiba semakin buruk, nampaknya badai angin yang dingin sedang datang. Beberapa menit kemudian ia mulai tidak bisa melihat apa-apa. Mau turun pun sudah tidak mungkin lagi. Akhirnya ia menyiapkan tali yang di punggungnya dan menancapkan beberapa pengait. Ia terus mendaki melalui batu batu terjal dengan harapan badai tersebut segera berlalu. Sementara bergerak dalam kegelapan, ia tiba pada sebuah batu. Saat itu ia memutuskan untuk meluncur turun melalui punggung gunung. Berkat tali-tali yang ada di tubuhnya, ia masih hidup meskipun saat itu tubuhnya menggelantung di udara dan ia sudah tidak bisa melihat apa-apa. Akan tetapi, perlahan-lahan udara malam itu yang dingin mulai menyusup tubuhnya hingga tulang-tulangnya, badannya mulai terasa kaku. Mau mengenakan jaket tebalnya, sudah tidak mungkin, karena ransel dan perlengkapan lainnya telah lenyap. Satu-satunya benda yang masih terselip di ikat pingganya saat itu hanyalah sebilah pisau. Dalam keputusasaannya, ia berteriak,

“Tuhan, tolonglah aku.”

Ia merasakan dorongan yang kuat dari di dalam hatinyauntuk memotong tali tersebut. “Memotong tali?” batinnya. “Jika saja aku memotong tali ini, berarti aku akan jatuh ke atas bebatuan terjal dan mati” , gumannya. Namun dorongan untuk memotong tali tersebut semakin kuat. Tetapi, karena takut jatuh, maka ia segera mengurungkan niatnya.

Beberapa hari kemudian, seorang pendaki lain menemukan tubuh pendaki tersebut telah mati tergantung karena kedinginan, padahal  jarak antara orang yang tergantung itu dengan tanah cuma sekitar satu setengah meter. Seandainya ia mau memotong tali itu, ia akan tiba dibawah dan menyalakan api untuk menghangatkan tubuhnya.

***

Sahabat mungkin ada yang bertanya, mengapa seolah-olah Tuhan  membiarkan masalah yang berkepanjangan tanpa ada pertolongan yang nyata? Mengapa  Tuhan membiarkan kabut tebal menghalangi perjalanan kita?
Ada kalanya, keraguanlah yang membuat kita sulit merasakan pertolonganNYA. Seumpama besi, sesungguhnya Tuhan sedang menempa, membentuk dan mengasah kita agar kita selalu percaya sepenuhnya kepadaNYA bukan Cuma kotbah belaka. Jika kita sungguh-sungguh percaya kepadaNYA, maka kita akan berani “Memotong Tali Pengait” tersebut, merelakan apa yang selama ini kita pegang erat dan kita anggap harta yang begitu berharga untuk kembali menggunakan “Hati Nurani”, lalu akan muncul campur tangan Tuhan sehingga kita jatuh ke dalam tangan pengasihan Tuhan.


Terkadang, Tuhan lebih memilih untuk tersenyum, hanya karena tak ingin menjelaskan mengapa Dia bersedih melihat ulah manusia yang memuji firman Tuhan tapi dibelakang Tuhan, mereka biasa menistakan Tuhan.
Misal: Greed is Good tiba-tiba berubah jadi Greed is GOD."Ketika kamu merasa Tuhan memberikanmu cobaan yg berat, itu karena Tuhan percaya bahwa kamu cukup kuat tuk melaluinya." Sekuat ini kah?”

Singkat cerita, “Hati Nurani Sahabat” adalah Mata Air Kehidupan yang Abadi yang keluar dari Mata Hati Sahabat.  Keberadaan dan Ketersediaannya merupakan berkat terbesar dari Tuhan yang pernah dialami manusia dan sekarang saatnya tinggalkan Emosi negatif  yang cuma menjadi Air Mata kesedihan yang sia-sia...

No comments:

Post a Comment