If you get serious, you get stupid. Laughter is the close distance between two person.

Wednesday, June 27, 2012

FROM CHAOS TO CALM: Rise Up to Better Indonesia

Indonesia itu negara yang sangat kaya, mungkin kita sudah sangat sering sekali mendengar kalimat itu. Tapi tidak banyak yang tahu se-kaya apa Indonesia itu? Karena yang masyarakat kita rasakan adalah justru kebalikannya. Banyak pengangguran, kemiskinan, biaya pendidikan mahal, bahkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pun sangat sulit. Maka tidak heran jika masyarakat lebih memilih untuk meminum air celupan “batu ajaib” dari seorang anak 
kecil yang dipercaya dapat menyembuhkan. Masyarakat berbondong-bondong datang ke rel kereta api listrik hanya untuk sekedar duduk-duduk dan merasakan getaran listrik yang konon katanya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sungguh ironis memang, tapi ini adalah bukti mahalnya biaya pelayanan kesehatan bagi banyak masyarakat kelas bawah, hal ini tidak terlepas dari gagalnya pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya.


Pada tahun 2009, sebanyak 18% masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan, dan terdapat 49% masyarakat yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$ 2 per hari. Walaupun ada yang namanya kartu miskin atau apalah namanya, tapi pada kenyataannya mereka tetap dipersulit oleh pihak Rumah Sakit. Seperti itulah adanya, contohnya saja sekolah yang katanya gratis, walaupun ada program BOS (biaya operasional sekolah) tetapi tetap saja sekolah masih harus bayar, pihak sekolah melakukan pungutan ini itu yang memberatkan orang tua siswa. Walaupun bilangnya bahwa pertumbuhan ekonomi kita lumayan tinggi yaitu naik sekian persen tetapi kenyataannya tidak sesuai, mungkin perekonomian yang tumbuh hanya yang pemain-pemain besar, sementara usaha kecil atau petani kecil tidak merasakan hal yang sama. Masyarakat tidak butuh janji (baca: Janji yang tidak ada di kartu garansi) dan teori (baca: omong doang beda dengan praktek), tapi butuh solusi yang pasti.

Saya pribadi merasa sangat miris melihat pemandangan seperti itu. Dimana ketika ada anggota dewan legislatif kita sedang sibuk mencari celah untuk bisa korupsi, sibuk studi banding (baca: rekreasi) ke Yunani, sibuk merencanakan pembangunan gedung DPR yang baru, dan sibuk memperbaiki rumah dinas, Sementara diluar sana masih banyak rakyat yang BEREBUT, ya memang berebut dan bukan mengantri beras miskin (raskin), banyak yang putus sekolah karena tidak mampu membayar, banyak penderita penyakit serius yang tidak terawat dan terobati karena terbentur oleh biaya. Bagaimana mungkin wakil rakyat tidak bisa mewakili kepentingan dan kebutuhan rakyat?!

Indonesia adalah negara demokrasi, dimana kedaulatan rakyat berada diatas segalanya. Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Bukan dari rakyat oleh pejabat dan untuk pejabat serta keluarga pejabat (Salah-salah yang namanya Istana Merdeka berubah menjadi Istana MEREKA) Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utamanya, pemerintah harus bertanggung jawab untuk menanggulangi fakir miskin dan anak-anak terlantar.

Seperti yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 34 ayat (1), bahwa :

“fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara”.


Pada realitanya, fakir miskin tidak dipelihara oleh negara, jangankan dipelihara, malah mereka seringkali digusur dan diburu oleh satpol PP. Seharusnya kalau mau digusur, maka pemerintah seharusnya menyediakan tempat tinggal yang layak, bukan hanya main gusur seenaknya tanpa ada penanggulangan, ujungnya ya mereka kembali lagi mendirikan bangunan liar yang terbuat dari kardus-kardus di kolong jembatan.

Oleh karena itu, maka kiranya kita sebagai generasi penerus bangsa, wajib turut serta memikirkan masa depan bangsa kita sendiri. Sudah saatnya kita SEMUA KEMBALI MENGGUNAKAN “IEQ”, agar bisa bangkit dari kemiskinan (Jangan semakin BANGKRUT), keterpurukan moral, bangkit dari kegagalan pemikiran, bangun dari tidur panjang kebodohan.

Ya, seperti pepatah : Apabila seseorang tidak tahu apa tujuannya membuat pelabuhan, maka semua jenis angin pun tidak ada yang benar akan tetapi Angin dan Gelombang selalu berada disisi Navigator yang tangguh...

Pintarlah dalam berpikir wahai Sahabat, jangan mudah termakan apa kata orang atau berita di media  yang terkadang menyesatkan. Jangan mau terprovokasi oleh informasi-informasi yang belum tentu benar, Jangan mudah diarahkan oleh pemberitaan atau siapapun, kita harus independent dalam berpikir. Media dan manusia sekarang banyak yang tidak netral. Pemberitaannya terkesan dilebih-lebihkan dan dibumbui. Maka, kita harus kembali menggunakan “IEQ”  agar pintar dalam memfilter berita, karena pemberitaan sekarang sudah banyak yang dipolitisir demi menjatuhkan pihak tertentu agar pihak yang lain bisa mendapat simpati masyarakat. Media televisi dijadikan sebagai ajang pamer suatu parpol agar menaikan citra parpol tersebut dimata masyarakat.

Rasanya sudah cukup saya gambarkan tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi di negeri tercinta ini. Sekarang saya ajak Sahabat untuk menyadari betapa kayanya negeri kita ini. Indonesia sungguh sangat kaya akan sumber daya alam, Sahabat. Kebutuhan hidup mudah kita temukan di alam indonesia, mulai dari melimpahnya kekayaan tambang emas, perak, timah, tembaga, minyak, gas, kekayaan hasil bumi seperti teh, kopi, cengkeh, beras, luasnya hutan di kalimantan yang menjadi paru-paru dunia, kekayaan laut yang begitu melimpah, dan ada sekitar 17000 pulau yang tersebar di nusantara. Semua itu adalah aset berharga yang harusnya bisa mensejahterakan masyarakat.

Tahukah anda bahwa tidak semua negara memiliki apa yang kita miliki, bahkan jika diukur dari tingkat kekayaan alam, maka Indonesia adalah yang terkaya di dunia.

Orang singapura bilang tentang indonesia : “Indonesia doesn’t need the world, but the world needs indonesia, everything can be found here in indonesia, so you didn’t need the world.” (Indonesia tidak membutuhkan dunia, dunialah yang membutuhkan Indonesia, semua telah tersedia di Indonesia, kalian tidak memerlukan dunia).

Pendapat itu masuk akal sekali, kalimantan adalah paru-paru dunia, tebang saja semua hutan di kalimantan, dunia pasti kiamat. Banyak negara-negara maju yang justru mereka miskin secara SDA (sumber daya alam) tapi karena SDM (sumber daya manusia) mereka berkualitas tinggi, maka mereka bisa menjadi maju. Ibaratnya kita adalah produsen yang mengekspor berbagai kebutuhan hidup mulai dari berbagai jenis ikan laut, rempah-rempah, kayu, karet,  minyak, batu bara, nikel, emas, perak, dan lain sebagainya. Tetapi ujung-ujungnya mereka (negara-negara maju) mengolahnya sedemikian rupa sehingga mengubahnya menjadi produk siap saji dan mereka memasarkan kembali barang produksi mereka ke indonesia dengan harga yang jauh lebih tinggi. Sementara kita, hanya dijadikan sebagai pasar konsumen, bagaimana tidak, 220 juta orang adalah jumlah yang sangat banyak untuk dijadikan pangsa pasar produk mereka. Kita telah di ninabobo oleh ASING, kita seolah-olah tergantung kepada negara-negara maju, padahal kenyataannya justru merekalah yang sangat tergantung kepada SDA indonesia.

Inti yang ingin saya sampaikan adalah bahwa kemiskinan ini adalah bukan karena alam tidak menyediakan kebutuhan hidup, tapi justru manusianya sendiri yang tidak mau bisa memanfaatkannya secara efektif dan efisien. Mari kita kelola kehidupan bangsa kita berdasarkan “IEQ”. Guinness World Records pada 2008 pernah mencatat rekor Indonesia sebagai negara yang paling kencang laju kerusakan hutannya di dunia. Setiap tahun Indonesia kehilangan hutan seluas 1,8 juta hektar. Sangat disayangkan, ketika negara-negara lain mencoba melakukan penghijauan, kita malah dengan mudahnya kehilangan hutan.
Dengan begitu melimpahnya kekayaan dan potensi alam Indonesia, tapi mengapa justru kita termasuk negara yang penduduknya masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan?  Ya, karena kita telah meninggalkan Kearifan Lokal Indonesia, dan sekarang saatnya kita kembali kepada kearifan Lokal Indonesia...nyok
Berikut akan saya uraikan alasan mengapa Indonesia sangat sulit untuk menjadi negara maju:

1. Penyakit korupsi yang terjadi hampir di seluruh lembaga, baik itu kepolisian, DPR, lembaga peradilan, Partai politik, bahkan di sekolah-sekolah yang seharusnya bisa memberi contoh yang baik buat para siswa-siswi yang kelak akan menjadi penerus bangsa.
2. Pemerintah kita terlalu lamban dalam merespon setiap permasalahan yang terjadi. Contohnya saja pembangunan rumah untuk para korban tsunami di aceh, sampe sekarang masih belum selesai juga, padahal sudah bertahun-tahun yang lalu kejadiannya. Coba lihat jepang, dengan cepatnya mereka langsung membangun kembali rumah-rumah dan fasilitas umum yang hancur oleh tsunami.
3. Kebanyakan orang indonesia memilih untuk mencari kerja daripada membuka lapangan kerja. Padahal kawan, membuka lapangan kerja akan jauh lebih memberi peluang untuk sukses daripada sekedar jadi pekerja. Tapi bukan berarti jadi pekerja itu adalah hal yang tidak baik, boleh saja jadi pekerja tapi pendapatan yang diperoleh akan konstan di nilai nominal yang telah ditentukan alias tidak jauh dari UMR. Sementara kebutuhan hidup terus meningkat, maka dari itu bagaimana mau maju kalau masyarakatnya saja tidak mau diajak maju, selalu ingin jadi pekerja dan jadi bawahan, pantas saja miskin terus
4. Lebih bangga dengan barang-barang produk luar ketimbang produk dalam negeri. Jika rasa nasionalisme kita tinggi, kita harus lebih bisa menghargai apa yang sudah dihasilkan oleh karya anak negeri, bukan malah selalu memakai produk luar negeri. Dengan kita selalu membeli kebutuhan hidup kita dari produk luar, secara tidak langsung kita telah mematikan pengusaha-pengusaha kecil dari dalam negeri. Bagaimana mereka bisa memasarkan barangnya ke luar negeri, kalau di negerinya sendiri saja barang tersebut tidak diminati dan tidak dihargai. Belilah beras dari petani kita sendiri, belilah tekstil dari negeri sendiri, cintailah produk dalam negeri kawan, jangan memperkaya pengusaha-pengusaha luar. Jika kita membeli makanan siap saji yang merupakan produk dari perusahaan waralaba asal amerika, itu sama saja dengan kita turut memperkaya si pengusaha amerika tersebut.
5. Lembaga Peradilan yang harusnya adil kini malah terkesan pandang bulu dan tebang pilih dalam memproses perkara yang diajukan, sehingga membuat masyarakat jadi semakin tidak percaya pada lembaga peradilan.
6. Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. Padahal kawan, harusnya kita mengerjakan apa yang bisa lakukan sekarang, jangan menunggu sampai besok. Sesungguhnya menunda-nunda pekerjaan sama dengan menabung kesulitan.
7. Kurang disiplin. Disiplinlah terhadap diri sendiri kawan. Bayangkan jika 220 juta penduduk indonesia disiplin, mungkin tidak akan ada lagi yang namanya kendaraan ditilang, tidak ada lagi siswa masuk terlambat, tidak ada lagi PNS yang mangkir, tidak ada lagi pejabat yang menyelewengkan uang rakyat. Sangat hebat sekali dampak dari disiplin, andai semua aspek kehidupan, semua lembaga yang ada di Indonesia semuanya disiplin, tentu negeri ini akan lebih aman dan tentram.

Sebenarnya beberapa point yang saya jelaskan diatas itu hanya sebagian kecil saja, tetapi karena essai ini maksimal hanya lima halaman, jadi saya jelaskan singkat saja. Baik sekarang saya akan jelaskan bagaiman solusi agar kita bisa menjadi negara yang maju, jika gagasan saya ini bisa diaplikasikan saya yakin dalam kurun waktu 10-15 tahun Indonesia bisa menjadi negara maju, negara kuat dan negara yang berpegaruh di dunia. Berikut adalah gagasan saya:

1. Kesadaran hukum masyarakat harus diperbaiki.

Coba anda bayangkan jika seluruh masyarakat indonesia kesadaran hukumnya tinggi, maka saya jamin tidak akan ada lagi praktek-praktek curang di berbagai institusi, tidak ada lagi pungli (pungutan liar), suap, korupsi, dan penyakit sosial lainnya. Hal itu terjadi sesungguhnya karena kesadaran hukumnya sangat kurang sekali. Memarkir kendaraan di area yang dilarang parkir, berkendara melawan arus, menerobos lampu merah, semuanya adalah bukti dari masyarakat yang tidak sadar hukum. Jika masyarakat dan juga pemerintah mempunyai kesadaran hukum yang tinggi, maka saya yakin indonesia bisa maju, coba perbaiki dulu kesadaran hukumnya.

2. Menambah mata pelajaran Budi Pekerti dan Disiplin dalam kurikulum sekolah.

Jangan menyepelekan kata “Disiplin” kawan, mungkin itu nampaknya hanya satu kata yang sepele, tapi jika kita disiplin terhadap waktu, disiplin terhadap diri sendiri, disiplin terhadap pekerjaan dan tugas kita, saya yakin bangsa ini bisa maju dengan cepat. Jika semua orang disiplin untuk membuang sampah pada tempatnya, maka tidak ada lagi yang namanya banjir karena aliran air sungai yang tersumbat. Bayangkan jika disiplin ini menjadi pelajaran wajib di sekolah, saya yakin mereka para generasi penerus bangsa akan terbiasa untuk disiplin. Negara seperti jepang dan korea bukan negara sekaya indonesia dalam hal SDA, tetapi mereka sangat disiplin dan sangat ulet serta tidak mudah menyerah, hasilnya bisa kita lihat sendiri, mereka menjadi negara yang maju di Asia.

Jika seseorang bisa disiplin terhadap hal-hal kecil, apalagi untuk hal-hal besar. Coba anda bayangkan subsidi pendidikan yang jumlahnya sekian miliar dari pemerintah pusat, tetapi yang betul-betul sampai ke penerima hanya setengahnya, terlalu banyak nyangkut uangnya, sehingga pantas saja kalau dikatakan sistem birokrasi kita sangat buruk sekali. Akan lain halnya, jika semua orang disiplin, maka akan terjadi keselarasan antara aturan dan perbuatan. Jika hanya 1 atau 2 orang saja yang disiplin maka dampaknya tidak akan terasa signifikan, tapi jika seluruh masyarakat di indonesia disiplin, saya yakin perubahan besar akan terjadi, negara ini akan maju pesat kawan.

Untuk mengubah hal-hal besar harus dimulai dari hal-hal kecil dlu. Kalau boleh saya meminjam kata-kata dari AA gym, dalam melakukan perubahan harus 3M, Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal terkecil, dan Mulai saat ini. Bagaimana mungkin kita bermimpi mengubah indonesia menjadi lebih baik, kalau disiplin saja sangat susah diterapkan. Dengan dimasukkannya disiplin sebagai pelajaran di sekolah, setidaknya kita punya harapan bahwa generasi mendatang akan jauh lebih baik dan jauh lebih disiplin dari generasi sekarang.

3. Mengamalkan ajaran agama dengan baik dan benar.

Walaupun Indonesia adalah negara yang beragam agamanya, tapi saya yakin semua agama mengajarkan hal-hal yang baik. Tidak ada satu agama pun di indonesia yang mengajarkan untuk berbuat yang tidak baik. Andai saja para pejabat kita adalah orang-orang yang mengamalkan ajaran agama dengan baik, tentunya mereka tidak akan melakukan korupsi, karena itu adalah dosa. Saya kira pelajaran agama di sekolah perlu di tambah lagi porsinya, karena 1 kali dalam seminggu sangatlah kurang. Bagaimana mungkin kita mengharapkan generasi penerus bangsa yang bersih, yang taat bergama, yang selalu mementingkan kesejahteraan rakyat, sementara pendidikan agama yang diterima di sekolah sangat minim sekali.

Akhir kata, saya ingin  mengajak Sahabat untuk kembali gunakan ”IEQ”, karena sekalipun kita merubah sistem pemerintahannya, atau merubah undang-undang atau mengganti kabinet yang baru, semua itu tidak akan berguna jika orang-orangnya tetap seperti itu-itu saja. Yuk, mulai sekarang, kita semua meng-up grade mindset yang sesuai Hati Nurani kita sendiri. Karena mau sesering apapun membuat undang-undang dan aturan, apabila masyarakat dan pemerintahnya masih seperti ini terus, peraturan ya tinggal hanya peraturan, yang melanggar tetap banyak. Kita harus berani berpikir out of the box, apalagi berpikir bagaimana untuk memajukan bangsa, kita harus berpikir sesuatu yang beda, yang kebanyakan tidak terpikirkan oleh orang banyak, yaitu adanya ketangguhan “IEQ”. Semoga gagasan saya ini bisa diterima oleh Sahabat semua. Kunci dari kehidupan “IEQ” adalah bagaimana kita menjalani hidup dengan sebaik-baiknya tanpa merugikan orang lain. Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali” (Bung Karno, Presiden Pertama RI)

Semoga bermanfaat, terimakasih.

No comments:

Post a Comment