“Siapakah diri kita sesungguhnya? Mengapa kita ada di dunia? Kemana kita selanjutnya setelah meninggal dunia? Kita ingin dikenang seperti apa ketika suatu hari saat meninggal dunia, dikenal sebagai siapa, sementara kerabat, anak-anak dan Istri anda berdiri disamping makam Anda hendak menyampaikan kalimat perpisahan terakhir? Apakah kita bisa menjadi pribadi yang membanggakan baginya?”
Jika Sahabat hendak dikenang dan dikenal sebagai Ayah atau Suami yang bertanggungjawab, atau sebagai Ibu atau Istri yang selalu mencintai keluarganya, bahkan sebagai Kolega yang Bijak, maka sekarang adalah waktu yang tepat, ya sekarang waktunya bagi Sahabat untuk membangun kehidupan mulia tersebut, ya hiduplah dengan Kejujuran sepenuh Hati.
Mother Theresa, tentunya dan pasti tidak pernah membayangkan bahwa di akhir hidupnya akan setenar ini, ketika memutuskan meninggalkan negara asalnya, Yugoslavia, ia Cuma sekedar memenuhi panggilan tugas sebagai suster disebuah negara yang sangat jauh dan miskin, bernama India. Selama setengah abad, ia telah membaktikan seluruh hidupnya untuk melayani orang miskin, hingga akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhirnya di tahun 1997, dunia selalu mengenangnya sebagai orang yang berhati Emas dan Pahlawan bagi orang miskin.
Ketika suatu hari kita sudah tiada, adalah lebih baik orang mengenang sekaligus mengenal kita sebagai:
Orang yang penuh kasih dan kejujuran, kehidupan yang penuh cinta kasih seperti yang dilakukan Mother Theresa kepada orang orang miskin merupakan kesaksian hidup yang jauh lebih bermakna daripada ribuan kata kata Indah. Air mata pun adalah satu-satunya cara bagaimana mata berbicara ketika bibir tak mampu menjelaskan perasaan kehilangan orang yang kita kasihi. Ini sesuai dengan IEQ, artinya kita selalu dapat berEmpati terhadap sesama dan sedari dulu selalu mengajak sekaligus mengajarkan diri untuk MENJADI contoh alias WALK THE TALK, jangan cuma bisa KOTBAH MELULU memberi contoh alias Talk the Talk..
Semua orang akan bertanggungjawab, ya karena kita semua adalah hamba dihadapan Tuhan dan Tuhan akan meminta Pertanggungjawaban kepada kita semua, alangkah indahnya jika suatu hari nanti, ketika kita hidup dengan kasih kemudian bertemu dengan Tuhan. Tuhan berkata kepada kita, “Bagus sekali perbuatanmu”.
Saya jadi ingat dengan pengalaman nyata saya sendiri, ternyata yang seringkali MENGHIANATI DAN MENIPU Sahabatnya atau bangsanya sendiri adalah Tak Lain dan Tak Bukan, orang dekat yang berada disekitar Sahabat, apakah itu tetangga, teman atau kenalan dan masih banyak lagi untuk ditulis, mereka familiar dengan korbannya, INI YANG DINAMAKAN TERLEPAS DARI MUSUHNYA TAPI DIHIANATI SEKUTUNYA.
Tepatnya beberapa waktu yang lalu, saya sempat di hianati sekaligus ditipu TEMAN LAMA yang intelektualnya tinggi tapi suka berbohong dalam mencari nafkah ATAS KEARIFAN, menghianati dan menipu siapa saja dan sudah banyak korbannya termasuk saya. Bagi saya, kerugian yang ditimbulkan hanya sedikit, seberapa besar uang tersebut tetap SEBAGAI KERUGIAN yang sedikit (sudah tertulis di posting sebelumnya) namun taruhan dan kerugian ORANG yang menipu saya atau korban lainnya seperti atas nama kearifan adalah SEGALANYA yaitu HARGA DIRINYA DAN INTEGRITASNYA. Semua ini dilakukannya dengan sadar dan sengaja HANYA KARENA URAT MALU NYA SUDAH PUTUS, seolah-olah ia kesulitan untuk mendapatkan nafkah yang halal untuk keluarganya, tentunya hal ini membawa semakin jauh dari Berkat Tuhan.
Orang seperti ini, biasanya hanya pandai menari-nari diatas penderitaan bangsanya, sekilas terlihat sopan-santun, sesungguhnya berhati keji. Yang menjadi pertanyaan adalah orang tersebut selain sadar dan sengaja dengan kejahatannya tapi juga sangat tega memberi makan hasil kejahatan yang beracun kepada anak dan istrinya, sesungguhnya apa yang dicarinya ? Hasil kejahatannya akan membawanya kemana? Saya...kasihan sekali pada mereka nantinya...karena anak dan istrinya pun sedari awal sudah dijadikan korbannya sendiri... IRONIS bahwa Homo Homini Lupus terhadap keturunannya masih berlangsungterus...sebuah Tragedi Kemanusiaan yang memilukan sekaligus MEMALUKAN..
Sahabat tidak perlu sedih dan menyesali apa yg sudah lewat, tidak perlu takut dengan apa yg belum tentu datang. Yang penting Sahabat SELALU HATI-HATI dan PENUH SEMANGAT untuk memberi sekaligus melakukan yang TERBAIK mulai sekarang. Orang tua adalah pemimpin yang menjadi contoh kepada anak-anaknya, artinya sebagai Keteladanan karena anak adalah Pengamat yang Cermat dan Peniru yang Hebat, tentunya tanpa kejujuran dan kemampuan berEmpati yang memadai, cepat atau lambat kita akan kewalahan dalam mendidik anak anak kita, terlebih dengan adanya pengaruh lingkungan dan perubahan yang begitu cepat dan kuat.
Tantangan terbesar Sahabat dalam hidup ini bukanlah untuk mendahului orang lain, tetapi untuk melampaui diri Sahabat sendiri, untuk memecahkan rekor Sahabat sendiri! TO BE HONEST, friend!
No comments:
Post a Comment