If you get serious, you get stupid. Laughter is the close distance between two person.

Friday, June 29, 2012

Nationalism Based On Conscience

Nasionalisme –menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah paham yang bertumpu pada nation, tetapi tidak bermaksud mendirikan negara- tidak hanya milik kaum muda, melainkan setiap warga negara haruslah menanamkan rasa ini dalam hati mereka masing-masing. Apa untungnya ada rasa nasionalisme itu? Banyak sekali, dan memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, karena


pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri dari beragam agama, suku, ras, bahasa.


Oleh karena itu, hanya ”IEQ” yang mampu menumbuhkan rasa nasionalisme yang dapat mempersatukan segala keanekaragaman tersebut. Kalau sudah bersatu, maka tidak ada lagi perpecahan di negeri ini. Semua akan bahu-membahu untuk membangun bangsa ini di segala aspek kehidupan.


Kalau di kota-kota besar, kata nasionalisme sangat didengung-dengungkan, namun bagaimana dengan kaum muda yang berada jauh dari daerah perkotaan, mereka yang tinggal di desa. Apakah mereka paham betul, apa itu nasionalisme? Atau malah sebaliknya, tanpa pun mereka mengetahui secara detail arti dan tujuan nasionalisme, dalam kehidupan sehari-hari, mereka telah mampu melakukan hal-hal dalam tujuan untuk mewujud nyatakan nasionalisme itu sendiri. Contohnya saja, gotong royong membajak sawah, membangun rumah secara bersama-sama, yang merupakan salah satu ciri khas masyarakat Indonesia.

Rasa nasionalisme juga mampu membangkitkan semangat kaum muda untuk mengentaskan kemiskinan. Bila ingin mengentaskan kemiskinan, maka yang diperlukan adalah ilmu pengetahuan dan keterampilan. Masalahnya saat ini adalah banyaknya pengangguran yang berasal dari kaum intelektual, artinya banyak pengangguran yang telah meraih gelar strata satu. Mereka tidak mendapatkan pekerjaan karena sebenarnya kurang terampil dalam bidang keilmuannya atau lulus dengan indeks prestasi yang pas-pasan. Oleh karena itu, perlu diadakan resolusi pendidikan yang kuat di negeri ini. Artinya, di Indonesia dikenal SMK, yang sasaran utamanya adalah menghasilkan lulusan yang siap kerja. Maka seharusnya SMK lebih digalakkan daripada SMA. Jadi, saat memasuki usia produktif, lulusan SMK benar-benar telah memiliki keahlian khusus di bidangnya. Dengan begini, jumlah pengangguran akan ditekan.

Hidup itu sebuah proses, karena itu Sahabat nikmatilah. Semua diawali dengan sedikit akan tetapi sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit. Ketika satu pintu tertutup pun, ada pintu lain yang terbuka. Namun seringkali Sahabat hanya menyesali pintu yang tertutup sehingga tidak menyadari ada pintu lain yang terbuka untuk Sahabat. Kalau saja tiap kaum muda memiliki satu gagasan yang tepat untuk membangun bangsa ini dan semua gagasan itu dikumpulkan, maka pasti akan menghasilkan langkah-langkah yang benar-benar dapat membawa bangsa ini menjadi lebih baik lagi di masa kini maupun masa yang akan datang. Negara kita sangat menjunjung tinggi demokrasi, setiap rakyat dilindungi oleh undang-undang untuk menyampaikan pendapatnya atau gagasannya. Namun, bukan berarti mahasiswa bisa seenaknya saja mengutarakan keinginan, kritikan mereka lewat tindakan-tindakan anarkis, agitasi dan demo yang memicu pertengkaran dengan pihak keamanan. Hal semacam ini tidak menunjukkan adanya “IEQ” dan bukan  upaya untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik di masa kini maupun yang akan datang. Sebaliknya, mengkritik pemerintah lewat jalur-jalur yang benar, ada mekanismenya, mungkin saja melalui lembaga sosial masyarakat, ormas-ormas legal, badan eksekutif mahasiswa. Rasanya tindakan tersebut lebih pantas dilakukan oleh kaum intelektual seperti mahasiswa.

Penegakan di bidang birokrasi juga sangat penting. Aparat penegak hukum dan instansi penegak hukum pun harus benar-benar serius menangani segala persoalan yang melanggar hukum di negara ini. Undang-undang yang telah ditetapkan harus dijalankan dengan sesuai tidak ada kompromi di meja hijau. Setiap yang melanggar harus dihukum sesuai peraturan. Tindak keras oknum yang masih menerima suap, baik dari pihak penegak maupun instansi hukum. Berikan penghormatan setinggi-tingginya pada hukum karena Indonesia adalah negara hukum.
17 Juli 2009, Mega Kuningan Jakarta kembali digoncang bom. Tragedi yang sangat memilukan sekaligus memalukan ini telah menelan 9 korban tewas. Ironinya, semuanya warganegara Indonesia (sama sekali bukan mayoritas  warga ASING)  yang menjadi tumbalnya dan warga Indonesia yang menyaksikan tragedi tersebut  kembali berduka atas hal ini. Dan kembali rasa nasionalisme dipanggil dan diuji. Apakah sanggup semua warga negara Indonesia bersatu melawan teroris? Jawabannya adalah SANGGUP. Teroris bertujuan untuk membuat resah masyarakat. Namun, pada kenyataannya setiap orang kembali bekerja, kembali keluar rumah, roda perekonomian terus berjalan, tidak ada perubahan dari biasanya. Ini bagus. Bahwa, masyarakat menunjukkan keberaniannya, terus berjuang untuk kehidupannya, dan membiarkan aparat yang berwenang melakukan tugasnya dengan tak lupa terus memberi dukungan lewat doa. Teroris harus segera dihentikan dari Bumi Indonesia dan dunia ini.

Layak Sahabat simak dan renungkan kembali pidato Presiden Soekarno,

“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang“

Ayo Sahabat, bangunlah suatu dunia, di mana semua bangsa hidup dalam damai di Hati, sejahtera di bumi dan penuh persaudaraan” Masa depan bangsa ini harus lebih baik daripada sekarang. Ayo dengan ”IEQ” , Sahabat dan. kaum muda pasti bisa....

No comments:

Post a Comment