If you get serious, you get stupid. Laughter is the close distance between two person.

Saturday, June 2, 2012

Arti sebuah Maaf

Ada seorang pria yang datang ke bengkel membawa mobilnya untuk diservis. Singkat cerita, setelah selesai di servis sang montir mengantarkan kunci mobil tersebut kepada pria sang pemilik mobil yang telah menunggunya diruang tunggu.

Keesokan harinya, pria tersebut datang kembali ke bengkel, lengkap dengan pakaian dinasnya langsung menuju ke ruang pimpinan bengkel sambil mengajukan tuduhan siapa yang telah mencuri tas kecil miliknya yang ia taruh di bagasi mobil.

"Saya akan menuntut Anda dan bengkel Anda sesuai ketentuan hukum yang berlaku! Saya mengerti hukum!"

Namun dengan tenang, sang pimpinan melihat nota service yang dikeluarkan atas jasa service mobil tersebut. Setelah itu sang pimpinan memanggil montir yang bersangkutan, selanjutnya pria tersebut bersama dengan montir memeriksa bagasi mobil yang dimaksud untuk mencari tas kecil milik pria tersebut. Ternyata tas kecil milik pria tersebut masih berada ditempatnya dan si Pria itu hanya berkata datar, singkat, dengan suaranya yang lemah “Maaf(Karena ketahuan salah menuduh seseorang) sambil segera menutup bagasi mobil lalu mengendarai mobil nya meninggalkan bengkel dengan melambaikan tangannya.

Disini, jelas dan tegas bahwa pria tersebut tidak mau menyelesaikan persoalan yang dibawanya, yaitu menuduh orang atas tas miliknya yang dianggap hilang. Sekedar permintaan maaf atas kejadian tersebut, dia hanya menghapus rasa bersalah (seharusnya menebus perbuatan salahnya agar tidak terulang kembali) dan persoalan dianggap selesai hanya karena tas miliknya sudah ditemukan.

Dalam Indonesian Emotion Quotient (IEQ), kita diingatkan bahwa ada syarat yang wajib dipenuhi dalam Meminta Maaf, antara lain:
1. Yang bersangkutan mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya.
2. Yang bersangkutan segera menyetop perbuatan salahnya dan tidak mengulanginya lagi.
3. Yang bersangkutan menebus Perbuatan salahnya, bukan cuma menghapus rasa bersalahnya.
4. Alangkah baiknya yang bersangkutan bisa memberi inspirasi untuk orang lain.

"Maaf, juga tak selalu berarti Sahabat salah atau benar. Terkadang Sahabat hanya ingin menghargai persahabatan yang lebih dari ego pribadi Sahabat."

Dan yang menarik, Mengalah terhadap orang yang salah adalah DUA KALI BENAR, Baik ya...8)

***

Ada kisah lain, seorang pria dari desa yang mengadu nasib di Ibu Kota. Namun karena keterbatasan pendidikan, sang pria akhirnya cuma menjadi bandit Ibu Kota. Setelah sekian tahun melalang buana, sang pria tersebut ditangkap polisi selanjutnya menjalani hukuman penjara. Singkat cerita, menjelang kebebasan dirinya dari penjara, dia menulis surat untuk ayahnya yang sepuh sementara ibundanya telah meninggal dunia. Diakhir isi suratnya, dia menyatakan, jika ayahnya telah memaafkannya atas prilaku buruknya selama ini, cukup taruh satu kain putih dipohon depan rumahnya maka ia akan datang. Jika tidak maka ia tidak akan pulang selamanya.

Dihari kebebasannya dari penjara, dia naik kereta api menuju kampung halaman tempat ayahnya yang sepuh berada. Semakin dekat kampung halamannya, dia semakin berdebar debar jantungnya. Dia ragu dan takut meliat kenyataan yang akan dihadapinya. Ia bertanya pada penumpang lain, apakah ada “satu” kain putih yang ditancapkan di pohon depan rumah? Si penumpang menjawab bahwa tidak ada satu kain putih yang ditancapkan di depan rumah. Ia memohon sekali lagi pada penumpang itu dan tetap saja dikatakan bahwa tidak ada satu kain putih yang ditancapkan di depan rumah. Akhirnya ia harus memberanikan diri untuk melihat kenyataan, untuk melihat rumah di kampung halaman yang terakhir kalinya, syukur-syukur bisa melihat ayahnya yang sepuh dari jauh untuk terakhir kalinya pula.

Betapa terkejutnya ia, ternyata banyak sekali kain putih yang ditancapkan di atas pohon bahkan dibeberapa pohon sekitar rumah ayahandanya. Ia baru menyadari, ayahandanya sangat sayang padanya dan telah memaafkannya atas prilaku buruknya. Banyaknya kain putih yang digantungkan diatas pohon, adalah tanda agar ia mudah melihat sekaligus menyadari  betapa ayahandanya telah memaafkan dan menerimanya kembali tanpa syarat sebagai ungkapan cinta yang tulus.

Sekembalinya sang pria ini, setelah mengakui kesalahannya, ia segera menyetop prilaku buruknya lalu ia menebus kesalahannya tersebut dalam sisa hidupnya. Singkatnya terakhir, dalam menjalani sisa hidupnya ia memberi inspirasi dan mengedukasi kepada masyarakat sekitarnya agar tidak keliru lagi seperti yang telah ia lakukan.

“Sahabat tidak boleh melihat masa depan sebagai kelanjutan dari masa lalu karena masa depan akan sangat berbeda dengan masa lalu. Sahabat jangan terbelenggu cara kerja yang lampau agar kita sukses meraih masa depan.”

"Jangan biarkan bayangan masa lalu terus menerus mengusik Sahabat. Belajarlah memaafkan, setidaknya itu bisa buatmu tersenyum kembali saat ini."

Oh indahnya memaafkan...

Mau?

No comments:

Post a Comment