Hospitality walaupun bahasa asing sebenarnya berisi keramahtamahan, kesukaan, atau kesediaan menerima tamu. Ini semua terdapat dalam Hati Sahabat yang ber-empati. Kita pun sudah terkenal sebagai bangsa yang ramah. Sebenarnya ini bukan perkara mudah...
Di rumah sakit pun (hospital), yang seharusnya terisi oleh orang-orang yang memiliki hospitality justru masih banyak orang yang tak mau mempraktekkannya. Mari kita perhatikan bersama bagaimana para medis melakukan pembiaran atau penelantaran bahkan betapa kasarnya seorang para medis kepada pasiennya terutama terhadap yang tidak berduit alias miskin yang cara membayar biaya administrasinya pun memakai JamKesMas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), sampai-sampai penyanyi Iwan Fals membuat sebuah lagu yang berjudul “Ambulan Zig Zag” yang mengisahkan kejadian sedih tersebut.
Ngomong-ngomong ada yang bilang bahwa:
“TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE NEGERI CHINA.”
Dikatakan TUNTUT yang menjadi pertanyaan sebenarnya adalah ada apa sih kok pakai tuntut segala? Kan si ilmu gak pernah dipanggil aparat untuk dijadikan saksi, apalagi ditetapkan sebagai tersangka dan terdakwa... Kasian si ilmuya... (intermezo.com)
Disini sengaja tidak saya tulis TUNTUTAN, akan tetapi TUNTUNAN untuk Hospitality didalam IEQ bukan hanya untuk rumah sakit semata namun diseluruh pelosok tanah air. Saya percaya, bagi Sahabat semua hospitality sepertinya sudah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan dan tentu ini semua merupakan sesuatu yang luar biasa, karena KEKAYAAN ALAM milik bangsa Indonesia yang luar biasa tersebut, TERNYATA tidak bisa menjadi penghalang bagi bangsa Indonesia untuk tetap selalu bersikap ramah dan bersedia menerima orang lain di tanah airnya.
Banyak pihak yang sudah merasakan Hospitality yang ditunjukkan bangsa Indonesia dalam IEQ, sudah jelas pula bahwa sifat Hospitality yang dimiliki Sahabat semua telah mendorong masyarakat kita untuk menerima mereka sebagaimana mestinya, dan mengalahkan ketakutan atas resiko yang berlebihan.
Mengingat keegoisan dan rasa tega terhadap orang lain yang semakin hari menguasai banyak orang, sekarang adalah saatnya kita semua untuk kembali menggunakan IEQ milik Sahabat semua. Mari Sahabat tunjukkan dan buktikan dalam perilaku sehari-hari, termasuk kepada pihak lain bahkan pihak yang belum mau mempercayai IEQ, dengan demikian kita telah “Membangun Jembatan” untuk menyeberangkan mereka sekaligus kita “Membentengi Diri” dari pengaruh buruk.
Saya jadi ingat pepatah yang dulu pernah saya baca bahwa,
”Kita tidak bisa melarang burung yang terbang diatas kepala kita, namun demikian Kita mampu untuk mencegah burung yang mau bersarang diatas kepala kita."
Artinya Sahabat mungkin sulit mencegah pengaruh buruk yang masuk ke negeri kita akan tetapi dengan IEQ Sahabat mampu mengusir pengaruh buruk yang mau bersarang di negeri kita.. YUK! :)
No comments:
Post a Comment