Karena rasa penasaran, anak muda bertanya,
“Kakek, saya tidak habis pikir mengapa kakek memilih untuk berpenampilan seperti ini. Padahal di jaman sekarang, orang orang berpenampilan yang keren.”
Sambil tersenyum lebar, sang Kakek melepaskan cincin yang melingkar di jari manisnya dan menyerahkannya kepada si pemuda,
“Bawalah cincin ini ke pasar dan tanyakan, kira kira bisa laku berapa?” kata sang Kakek.
“Aduh Kakek, bagaimana mungkin ada orang mau membeli cincin seperti ini? Rasanya kalau diberikan pada orang saja, akan ditolak apalagi dijual. Cincin ini kelihatannya tidak berharga” kata si pemuda.
“Cobalah tawarkan dulu, nanti kasih tahu Kakek ya,” jawab sang Kakek sambil minum kopi jagung.
Sambil mengantongi cincin tersebut, si pemuda bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin tersebut di pasar, namun mereka yang di pasar hanya menertawakannya seraya berkata,
“Tak ada yang mau membeli cincin jelek, nak. Dikasih aja, pada nolak”
Maka pulanglah si pemuda itu untuk menemui sang Kakek.
“Benar kan Kek, tidak ada yang mau membelinya, katanya dikasih aja juga nolak,” katanya dengan lesuh.
“Kepada siapa saja kamu tawarkan cincin Kakek?” tanya sang Kakek sambil tertawa kecil.
“Penjual minyak wangi, penjual kain” kata si pemuda.
“Sekarang, pergilah tawarkan cincin ini ke toko emas di pusat kota, kamu tidak perlu membuka harga!” perintah sang Kakek.
Si pemuda segera berangkat ke kota. Tak lama berselang, ia telah kembali dan langsung menemui sang Kakek seraya berkata dengan gembira,
“Kek, ternyata orang orang di pasar, tidak tahu menilai barang mahal. Pemilik toko emas yang kudatangi mau membeli seharga 100 juta untuk cincin ini”
Sekarang pertanyaanmu terjawab sudah. Kita tidak boleh menilai orang hanya dari pakaiannya saja. Hanya pedagang minyak wangi, pedagang kain yang memiliki penilaian demikian akan tetapi pedagang emas tidak.
***
Karenanya filosofi dunia berkata, jangan pernah menilai orang berdasarkan penampilan fisik mereka semata, jangan pula menilai diri Anda berdasarkan mewahnya tempat tinggal, pakaian dan penampilan fisik semata karena Tuhan tidak akan pernah menilai Sahabat berdasarkan hal tersebut diatas. Tuhan hanya melihat dan menilai perilaku sesungguhnya didalam Hati seseorang, Dia selalu ada didalam Hati Sahabat. Sangat disayangkan bahwa masih begitu banyak orang yang memiliki pola penilaian yang keliru, baik terhadap sesama maupun terhadap dirinya sendiri.
Ada cerita lainnya, saya minta pada Tuhan setangkai bunga segar, Tuhan memberi saya KAKTUS BERDURI. Saya minta pada Tuhan, binatang mungil nan elok, Tuhan memberi saya ULAT BERBULU. Saya sedih, protes dan kecewa.. Betapa tidak adilnya hidup ini.. Namun kemudian, Kaktus itu berbunga, indah dan bahkan sangat indah dan ULAT itu tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang amat indah. Inilah jalan dan cara Tuhan memberi, INDAH PADA WAKTUNYA. Tuhan tidak memberi langsung apa yang kita harapkan, tapi Tuhan memberi apa yang Sahabat butuhkan. Kadang kita sedih, kecewa dan terluka..tapa jauh di atas segalanya..Tuhan sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita semua. Tuhan selalu memberikan yang terbaik. Ketika Sahabat merasa ditinggalkan, percayalah, ingatlah Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih baik untuk Sahabat.
"Life is short, let those who hurt, love those who care about you, and fight for those who mean to you."
Ayo mulai sekarang dan seterusnya, marilah Sahabat menilai segala sesuatu berdasarkan penilaian Tuhan, sehingga Sahabat akan selalu mengejar yang bernilai bagi Tuhan dan bukan apa yang bernilai bagi manusia. Dengan mau menggunakan IEQ, Sahabat mendapatkan penghargaan yang layak dari Tuhan, tapi yang Bohong Cuma biasa beri janji melulu, janji yang tidak ada di Kartu Garansi... Malu dong...
No comments:
Post a Comment