Kemarahan seseorang mempunyai sifat yang bisa dengan cepat menular. Karena alasan inilah, Tuhan memperingatkan kita semua agar tidak bersahabat dan tidak berhubungan bisnis dengan seorang yang memiliki Emosi Labil. Kesulitan dalam mengendalikan amarahnya alias mudah meluapkan amarahnya sekaligus anarkis.
Suatu kali, kita sebut saja Budi mengadakan perjalanan untuk berburu dengan Udin. Mereka pergi ke perternakan teman Budi yang biasa memberi izin berburu di peternakannya. Akhirnya mereka tiba dan Budi meminta Udin menunggu sebentar di mobil sementara Budi meminta izin pada sahabatnya. Sahabatnya pun memberi izin tetapi dengan satu permintaan,
“Saya memiliki satu keledai peliharaan yang sudah buta di kandang. Saya tidak tega melihatnya menderita dan saya ingin mengakhiri penderitaannya, maukah kau menembaknya untukku?” pinta sahabatnya penuh harap.
Budi pun menyetujuinya. Saat Budi kembali ke mobil, ia pura pura marah dan membanting pintu sampai tertutup.
“Ada apa?” tanya Udin.
Budi menggeram, “Kawanku tiba-tiba tidak mengizinkan kita berburu di peternakannya. Aku jengkel dan aku akan pergi ke kandangnya untuk menembak salah satu keledainya sebagai pelajaran untuknya”.
Budi mengendarai mobil menuju kandang tersebut seperti layaknya orang gila saja. Udin yang bersamanya pun merasa ngeri dan berteriak,
”Kita tidak dapat melakukannya, bro.”
“Oh ya, Coba lihat saja nanti” jawab Budi sambil tetap menyetir dengan cepat.
Setibanya di kandang, Budi melompat dari mobil dengan senapannya dan berlari ke dalam dan langsung menembak mati keledai tersebut. Akan tetapi saat ia meninggalkan kandang tersebut, ia mendengar dua tembakan lagi. Budi berlari ke arah tembakan dan menemukan Udin juga telah mengeluarkan senapannya.
“Udin, apa yang kau lakukan?” teriak Budi dengan kaget.
“Kita tunjukkan pada orang brengsek itu, aku baru saja membunuh dua dari sapi-sapinya!” balas Udin dengan wajah kemarahan.
Budi pun akhirnya mengelus dadanya... Ya Tuhan...
***
Ya, begitu cepat virus kemarahan menular. Tidak perlu menunggu waktu berhari hari untuk menulari dalam hitungan menit pun ia sudah tersebar.
Terkadang tanpa disadari kita pun sering bersikap seperti Udin. Emosi kita mudah terpancing dan tersulut dengan situasi yang memicu sekaligus memacu kita untuk kesal. Ujian bagi Kontrol Diri tidak akan mendatangi kita dalam situasi yang relatif tenang dan damai.
Ya, dalam situasi kondisi tenang, semua orang mudah mengendalikan dirinya, akan tetapi tidak demikian halnya dalam situasi-situasi yang sulit, waktu yang sempit dan melibatkan emosi. Berbeda dengan emosi-emosi lainnya seperti galau, gelisah, sedih, atau kecewa dan masih banyak lainnya. Kemarahan selalu mengandung letupan-letupan emosi dan gairah tersendiri dalam melampiaskannya.
Ya, emosi aktif dan umumnya selalu mendorong orang untuk melakukan tindakan. Hal ini berbeda dengan emosi negatif lainnya yang cenderung pasif dalam bereaksi. Ketika Emosi kita memuncak, bisa menjadi sumber malapetaka karena saat emosi tersebut bermain maka Intelektual kita tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya dan Kesadaran kita pun jauh menurun dititik terendah, selanjutnya tindakan kita pun bisa irasional dan mungkin akan sangat kita sesali di kemudian hari.
Kemarahan yang memuncak sangatlah berbahaya karena kita bisa kehilangan satu milik kita yang cukup berharga yaitu CHOICE, saat dipuncak kemarahan seolah olah tidak ada pilihan lain, yang ada Cuma membalas...pilihan lainnya seakan-akan telah tertutup. Hmm...hasilnya hanya satu yaitu Penyesalan yang mendalam dan tak berkesudahan.
Akan tetapi IEQ mengingatkan dan mengajak Sahabat untuk tidak lekas gusar dan marah bahkan anarkis bagaimanapun keadaannya. Dr. Frank Minith berkata bahwa kemarahan mengurangi limphocytes dalam tubuh kita, yang menyebabkan menurunnya antibodi yang diperlukan untuk memerangi penyakit penyakit menular. Untuk itu sangatlah Bijak, jika kita biasa bersikap tenang dalam menyikapi keadaan yang panas.
Untuk bisa menghindari kemarahan dengan cepat, ada baiknya kita memperhatikan keadaan yang sebenarnya dan informasi yang akurat sehingga kita bisa memilih solusi maupun antisipasinya. Dengan menggunakan, “IEQ” kita tidak akan lekas gusar saat mendengar suatu perkataan, keadaan yang membuat kita jengkel, semisal ada teman yang tiba-tiba melupakan janjinya (Ada pesan: Jangan menjawab ketika Sahabat dalam Kemarahan dan Jangan membuat Janji ketika Sahabat dalam Kesenangan) sebaliknya kita selalu SADAR, lalu sabar dalam menemukan solusi dan antisipasi yang dibutuhkan saat itu, disisi lain kita akan sehat badan maupun pikiran dan jauh dari kesesatan dan kegaduhan apalagi Anarkis. Hal ini akan membuat orang lain senang bersahabat dengan kita.
Sejujurnya, tidak ada orang yang suka bergaul dengan pemarah, bahkan sesama pemarah pun tidak saling suka. Untuk itu, marilah Sahabat semua, mulai sekarang dan seterusnya mau membentengi Hati agar sehat dengan kacamata Empati, kalaupun terpaksa marah...marah lah sesaat, marah pada orang yang tepat dengan kadar yang sesuai (jangan overdosis), pada waktu yang pas, untuk tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik.
Kalau Cuma maunya marah-marah, gampang...siapapun bisa...!! Saya mau berbagi tips untuk Sahabat agar diingat bila Sahabat ingin marah, Master Key nya adalah SPP, artinya Stop..Pikir..Pilih
Sahabat selamat mencoba...8)
No comments:
Post a Comment