Nah, apa yang dilakukan oleh sang guru tersebut?
Setelah pening di kepala sang guru reda, segera saja ia singkirkan bangku-bangku dan meja-meja belajar yang ada didalam kelas. Dimintanya para murid-muridnya untuk membagi diri mereka dalam dua kelompok yang seringkali bertikai. Kemudian membatasi kedua kelompok tersebut dengan sebuah garis ditengah ruangan, sebuah garis ditengah ruangan belajar yang ditandai dengan plester.
“Saya akan ajukan pertanyaan kepada kalian semua. Jika pertanyaan itu cocok atau ada kemiripan dengan kalian, mendekatlah ke garis yang di plester ini kemudian mundur kembali untuk bersiap-siap dengan pertanyaan berikutnya,” ujar sang guru.
“Pertanyaan pertama, berapa diantara kalian yang punya luka batin?” Dan seluruh murid pun maju ke garis tengah yang di plester.
“Pertanyaan berikutnya, berapa diantara kalian yang masih ada luka batin?” Suasana kelas cukup riuh, seluruh murid masih maju semua.
“Sekarang, berapa dari kalian yang berasal dari daerah kumuh?” Tidak semua maju, namun tetap banyak yang maju.
“Berapa diantara kalian yang kenal seseorang yang pernah masuk penjara anak-anak?” Hampir seluruh muridnya maju serentak. Dan,beberapa anak mulai menunjukkan keheranannya, terlihat jelas dari wajah mereka.
“Berapa diantara kalian yang pernah masuk penjara anak-anak?” Sedikit yang maju, namun lama kelaman ternyata hampir seluruh murid.
“Berdirilah di garis ini, jika ada temanmu yang telah meninggal dunia dalam kekerasan geng!” Seluruh murid kembali mendekati garis tersebut dan beberapa yang musuh bebuyutan tampak berdiri saling berhadapan.
Konon sejak hari itu, pertikaian sesama murid di panti asuhan tersebut cenderung semakin menurun karena mereka mulai menyadari bahwa kehidupan yang keras, pedih dan kejam yang terpaksa mereka jalani bukanlah milik mereka sendiri, melainkan hampir semua penghuni panti disana dan masih banyak saudara-saudara senasib yang masih dijalanan.
***
Ketika hidup memberi 100 alasan tuk jatuh & menangis, tunjukkan pada hidup bahwa kamu memiliki 1000 alasan untuk bangkit & tersenyum.
Kembali pada IEQ, Sahabat akan diajak untuk ber-Empati dengan orang lain, membuat Hati Sahabat menjadi sejuk dan hidup Sahabat akan lebih tenang dan bahagia. Hanya kegagalan ber-Empati lah yang membuat seseorang melakukan berbagai kriminal, penipuan, penghianatan, pertengkaran bahkan anarkis terhadap sesamanya secara sia-sia.
Ada nasihat dari Sahabat saya yang sering terdengar sampai sekarang:
"Sahabat adalah seseorang yg mengerti ketika kamu bersedih. Ia tetap bersamamu disaat duka, karena ia begitu PEDULI."
“Sahabat sejati adalah mereka yg selalu menemani sedihmu, dan selalu berusaha tuk tidak menjadi alasan kamu bersedih."
"A true friend is one soul in two bodies." - Aristotle |
No comments:
Post a Comment