Dikisahkan ada seorang pria separuh baya mendatangi seorang guru, “Guru, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Teman saya telah menipu saya. Apapun yg saya lakukan selalu berantakan. Semua jadi kacau-balau. Saya ingin mengakhiri hidup yang tiada arti ini...”
Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu
sakit.”
“Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sungguh-sungguh sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan yang demikian buruk. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Sang Guru seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, Toxic Leader. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.”
“Tidak Guru… Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” teriak pria itu dengan kencang.
Mendengar teriakan yang kencang, sang Guru hanya tersenyum dan berkata dengan lembut “Ok, Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu sekarang betul-betul ingin mati?”
“Ya, memang saya sudah bosan hidup.” Kata pria itu dengan mantab.
“Baiklah kakau begitu keputusan kamu, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol RACUN ini. Setengah diminum malam ini, setengah lagi besok sore jam enam, dan tepat jam sebelas malam kau akan mati dengan tenang.” Kata sang Guru sambil menyerahkan botol Racun tersebut. “Oh ya, jangan lupa, sebelum kamu mati, tolong kamu sapa baik-baik istri dan anak-anak kamu ya, kamu akan segera mati jadi tinggalkanlah kesan yang bagus untuk mereka, demikian juga dengan saudara-saudara kamu dan kolega-kolega kamu. Terakhir, kamu nikmati apa saja yang kamu lalui, kamu makan dan minum, ini juga untuk yang terakhir kalinya ya...” kata sang Guru sambil tertawa kecil.
Sekarang giliran pria malang tersebut yang menjadi bingung. Setiap Guru yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup dan melarang niatnya untuk mati. Namun yang satu ini, sangat aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Segera saja ia pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun tersebut. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati… terbebaskan dari segala macam masalah yang memusingkan dirinya.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ia menjamu keluarganya dengan begitu hangat. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis untuk mereka dan ini yang terakhir pula. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget..! Sebelum tidur, ia memeluk hangat anak-anaknya secara satu per satu dengan erat, lalu ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yang terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun jadi bingung, “Hari ini, Bos kita kelakuannya kok aneh ya?”
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua ya... Selama ini ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali dan pohon pun tumbuh kembali. Tiba-tiba, hidupnya menjadi sangat indah. Segera saja ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol racun yang sudah ia minum, sore sebelumnya? Hatinya kembali kacau, namun kali ini ia ingin tetap hidup.
” Ya Tuhan, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya Tuhan. Aku takut sekali jika aku sekarang harus meninggalkan dunia ini ” katanya seraya kebingungan untuk menemui sang Guru.
Ia pun buru-buru mendatangi sang Guru yang telah memberi racun kepadanya. Sesampainya dirumah sang Guru tersebut, pria itu segera saja mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karena ia takut sekali dengan kematiannya. Ia juga takut kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup bahagia kembali.
Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang Guru berkata dengan tenang, “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, apabila kamu hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu dan KESERAKAHANMU. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Berdiri kokoh layaknya Gunung. Kau tidak akan pernah jenuh, tidak akan pernah bosan. Kau akan merasakan hidup yang bermanfaat dan bahagia. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.”
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini…
Saya jadi ingat dengan pengalaman saya waktu belajar IEQ, banyak orang yang tidak bisa menghargai orang lain hanya karena mereka tidak biasa menghargai dirinya sendiri. Semua ini adalah cermin kehidupan, senang atau sedih tinggal perilaku kita yang membuatnya. Ayo dekatkan diri Sahabat dengan Tuhan. Tuhan selalu berikan yang terbaik. Ketika Sahabat merasa ditinggalkan, percayalah, Dia sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih baik untuk Sahabat.Semakin dekat hidup Sahabat dengan Tuhan, semua semakin terasa ringan beban hidup Sahabat, sekarang dan selamanya....
Saat Sahabat merasa jatuh, gagal, dan terpuruk, jangan pernah menyalahkan siapapun termasuk Tuhan atau apapun atas kegagalan yang telah Sahabat alami ...
Tapi berusahalah untuk bercermin pada diri sendiri dan temukan kekurangan yang dimiliki sehingga Sahabat dapat memperbaikinya di masa yang mendatang ...
Terlalu memikirkan masa lalu pun mencemaskan masa depan, dapat mengakibatkan kamu lupa bersyukur untuk hari ini.
Membenci seseorang ibarat meminum racun dan berharap orang yang Sahabat benci menjadi mati karenanya padahal racun tersebut justru membunuh tubuh & keimanan Sahabat secara perlahan-lahan. So… yuk mendingan temenan sebanyak-banyaknya, jadi nambah tali persaudaraan...
Gunakan syukur ketika Sahabat dicintai, dan gunakan sabar ketika Sahabat dibenci. Jangan ada sesal, karena sesal itu tidak ada gunanya dan datangnya pun . Senyum adalah cara Sahabat untuk menyelesaikan banyak masalah, dan diam adalah cara bijak Sahabat untuk menghindari banyak masalah...keep smile ;)
No comments:
Post a Comment