If you get serious, you get stupid. Laughter is the close distance between two person.

Friday, July 20, 2012

Humor: "Tiga Butir Telur"


Setelah dua tahun lamanya berpacaran dengan cara Long Distance Relationship (LDR), cinta jarak jauh dan katanya mahal di pulsa. Akhirnya seorang Pendeta
mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi pacarnya tersebut. Sekembalinya dari bulan madu, sang istri menunjukkan sebuah kotak kepada suaminya dan berkata, "Tolong kamu berjanji, dan memegamg janji kamu sendiri, dalam keadaan apa pun, untuk tidak membuka kotak ini". Walaupun menganggap agak aneh permintaan sang istri, sang suami yang juga Pendeta berjanji bahwa ia tidak akan ingin mengetahui apa yang terdapat dalam kotak itu.

Dua puluh tahun pernikahannya telah lewat. Pada suatu hari Pendeta tersebut ingin mencari sesuatu dalam almarinya. Ia menemukan kotak yang sudah lama dilupakannya itu. Ia berkata kepada dirinya sendiri, "Keberadaan kotak ini sudah begitu lama, sehingga aku kira tidak ada salahnya bila aku melihat ada apa di dalamnya." Kemudian ia membuka kotaknya dan menemukan uang sejumlah 20 juta rupiah dan 3 butir telur. Pada saat itulah, tiba-tiba istrinya memasuki kamarnya. "Suamiku, kan kamu sudah berjanji untuk tidak melihat apa yang ada di dalamnya," katanya dengan nada suara agak marah. Sang suami yang juga Pendeta merasa dipergoki, kelihatan agak merasa malu dan minta maaf kepada istrinya.

Selanjutnya sang Pendeta berkata, "Karena aku sudah mengetahui apa isi kotak ini, aku harap sayang mau menjelaskan apa artinya."

"Baiklah kalau begitu", jawab istrinya. "Setiap kali khotbahmu jelek, aku meletakkan sebutir telur ke dalam kotak." Suaminya merenungkan hal ini sejenak dan merasa cukup puas mengingat ia telah berkhotbah selama 20 tahun; tiga butir telur dalam 20 tahun artinya prestasinya cukup baik, bukan..!

"Itu sudah keberadaan ketiga butir telur itu. Namun, bagaimana tentang jumlah uang 20 juta itu?"

"Oh, itu," jawab istrinya sambil tersenyum malu-malu, "Setiap kali aku telah mengumpulkan selusin telur, aku menjualnya, lalu terkumpullah uang tersebut."

Sang Pendeta...@#%^&*....

No comments:

Post a Comment