If you get serious, you get stupid. Laughter is the close distance between two person.

Monday, July 23, 2012

Take and Give in Life

Suatu hari seorang bapak tua yang tergesa-gesa hendak menumpang bus malam. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak sempat memungut salah satu sepatu yang terlepas tadi. Si bapak tua itu dengan tenang
melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.


Seorang pemuda yang duduk dalam bus, tepat disamping bapak tua, melihat kejadian itu dan bertanya kepada si bapak tua, "Saya memperhatikan apa yang barusan bapak lakukan. Mengapa Bapak melemparkan sepatu Bapak yang sebelah juga ?" 
Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."
Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.

Perbuatan bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup : jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya. Dengan kata lain,  Dibalik setiap rasa sakit, Tuhan pasti telah mempersiapkan hadiah terindah. Untuk itu, perpikir positif atas apapun yg kamu alami.
Hidup tidak sekedar berbuat, karena hidup adalah pilihan yang harus diperjuangkan dengan tulus berkorban yang kelak harus dipertanggungjawabkan dihapan Tuhan.

Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal baik. Ini semua dapat diartikan : supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi dan seimbang alias harmoni.

Seperti si bapak tua dalam cerita diatas, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik. Yang penting, adanya keikhlasan dari diri.

Satu sepatu telah hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah dari diri yang berharga bagi orang lain yang membutuhkan.
Berkeras hati & berusaha mempertahankannya adalah sia-sia dan tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal, suatu keadaan atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain. Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya. Karena tiada badai yang tak berlalu. Tiada Pesta yang tak pernah Usai. Semua yang ada didunia ini tiada yang abadi.

Ketika Tuhan memecahkan masalahmu, kamu memiliki kepercayaan pada kemampuanNya akan tetapi ketika Tuhan tidak memecahkan masalahmu, Dia memiliki kepercayaan pada kemampuanmu. Dan ketika kamu merasa Tuhan memberikanmu masalah yang berat, itu karena Tuhan percaya bahwa kamu cukup kuat tuk melaluinya.

Terkadang kita cenderung membesarkan masalah, dan tidak menyadari sesungguhnya masalah telah membesarkan kita. Apalagi yang Sahabat ragukan...inilah indahnya Emotion Quotient Behaviour..;)

No comments:

Post a Comment